Liputan6.com, Jakarta- Di dunia kerja, karyawan biasanya menghabiskan waktu tiga tahun ketika pertama kali bekerja. Tujuannya agar gaji yang dihasilkan semakin tinggi.
Dilansir Mirror, Jumat (26/4/2018), situs karier, Adzuna, meriset ada 50 ribu CV pencari kerja yang memperlihatkan seorang karyawan menghabiskan waktu sekitar 2 tahun-3 tahun di pekerjaan pertama.
Baca Juga
Advertisement
Rata-rata para pegawai itu menghasilkan pendapatan 4.000 poundsterling (Rp77,6 juta) per tahun, lebih banyak daripada yang bekerja 1 tahun. Karyawan pria cenderung bekerja di pekerjaan pertama lebih lama daripada wanita.
Sekadar informasi, Adzuna melakukan survei ini kepada CV orang Inggris. Co Founder Adzuna, Andrew Hunter, mengatakan pindah kerja untuk meniti karier yang lebih tinggi memang menggairahkan untuk karyawan muda.
Tapi, mereka yang bersabar akan menghasilkan gaji yang lebih tinggi. “Karyawan yang menunjukkan kekuatan untuk bertahan di perusahaan pertama selama beberapa tahun, akan mendapatkan gaji yang lebih tinggi daripada mereka yang bekerja untuk sementara waktu,” kata dia.
Reporter: Arie Dwi Budiawati
Sumber: Dream.co.id
Milenial Tidak Loyal?
Menjalani dunia karier tentu tidak akan sama antara satu dengan yang lainnya. Beberapa orang bahkan bisa menemukan karier impian lebih cepat dibandingkan yang lain.
Sedangkan sisanya butuh waktu yang lama untuk mengetahui dan mengenali apa yang menjadi pilihan karier bagi hidupnya. Namun, berapa lamakah waktu ideal bagi Anda untuk setia pada perusahaan?
Managing Director Robert Walters untuk Indonesia menyarankan setidaknya 2 tahun bagi para pekerja atau karyawan untuk belajar dan menyerap ilmu baru dalam berkarier.
"Anda tidak bisa terus-menerus pindah perusahaan dan mengejar apa yang Anda inginkan. Hal ini tidak akan membawa manfaat apapun bagi diri Anda sendiri," tuturnya saat berbincang dengan Liputan6.com.
"Untuk teman-teman yang baru memulai karier, cobalah untuk tetap setia bekerja selama 2 tahun. 2 tahun adalah waktu yang minimal, jika kurang dari itu, Anda tidak akan mendapatkan keahlian dan kecakapan yang nyata, 2 tahun ialah periode yang singkat," tambah Raj.
Manager Accounting and Finance Robert Walters untuk Indonesia Karina Saridewi menyebutkan, fenomena karyawan yang sering berpindah-pindah perusahaan tidak baik jika dilihat dari perspektif global.
"Karyawan yang sering berpindah-pindah merupakan salah satu indikator bahwa kita kekurangan bakat yang baik. Perusahaan ingin mencari bakat terutama bagi para milenial," ujarnya.
"Saya sarankan bagi yang suka berpindah-pindah tersebut, Anda tidak bisa pindah setiap tahun, ini juga tidak baik bagi CV Anda. Dari perspektif global ini juga buruk dan menyayangkan hal ini bisa terjadi," tutur Karina.
Selanjutnya, Raj menyarankan bagi para rekruter atau pimpinan perusahaan untuk menghindari karyawan yang seperti ini.
"Jangan pernah mengambil kandidat yang sering lompat-lompat perusahaan, karena Anda hanya akan menggaji mereka sedangkan keahliannya tidak memenuhi standar yang ada," tandas Raj.
Advertisement