Liputan6.com, Oslo - Ibu hamil yang minum kopi dan minuman mengandung kafein lainnya dalam jumlah banyak, lebih memiliki kemungkinan untuk mempunyai anak yang kelebihan berat badan atau obesitas -- ketimbang para ibu yang melakukan hal sebaliknya, menurut sebuah riset di Norwegia.
Para peneliti mempelajari data asupan kafein untuk hampir 51 ribu ibu dan hubungannya terhadap kenaikan berat badan bayi mereka selama masa bayi.
Dibandingkan dengan ibu ang mengonsumsi kurang dari 50 miligram kafein (kurang dari setengah cangkir atau 4 ons kopi) per hari selama masa kehamilan, perempuan yang rata-rata mengonsumsi 50-199 miligram per hari (antara setengah cangkir hingga dua cangkir kopi ukuran 8ons) selama kehamilan memiliki kecenderungan 15 persen lebih tinggi untuk memiliki bayi dengan berat badan berlebih pada usia satu tahun, menurut studi.
Baca Juga
Advertisement
Kenaikan berat badan bayi meningkat seiring dengan kenaikan konsumsi kafein para ibu hamil. Demikian hasil riset itu berkesimpulan, seperti dikutip dari VOA Indonesia (27/4/2018).
Dengan asupan kafein yang 'tinggi', yaitu antara 200-299 miligram kafein per hari selama kehamilan, bayi-bayi yang dilahirkan mungkin memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk mempunyai berat badan berlebih.
Sementara itu, dengan asupan kafein yang digolongkan 'sangat tinggi,' setidaknya 300 miligram per hari, kecenderungan bayi yang dilahirkan memiliki berat badan berlebih naik menjadi 45 persen.
"Tingginya asupan kafein selama kehamilan berhubungan dengan kelebihan pertumbuhan sejak masa bayi dan kemudian obesitas di masa anak-anak," kata penulis utama penelitan, Dr Eleni Papadopoulou dari Institut Kesehatan Masyarakat Norwegia.
"Hasilnya mendukung rekomendasi yang ada saat ini untuk membatasi asupan kafein selama kehamilan menjadi kurang dari 200 miligram kafein per hari," kata Papadoulou mengatakan melalui pos-el tentang riset kafein dan ibu hamil itu.
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Mempengaruhi Otak Bayi
Karena hasil penelitian juga menemukan risiko berat badan berlebihan pada anak-anak yang ibunya mengonsumsi lebih sedikit kafein, hal itu bisa menjadi bukti bahwa perempuan hamil bisa mempertimbangkan menghindari tidak minum kopi dan soda sama sekali, kata Papadoupoulou menambahkan.
"Penting bagi perempuan hamil untuk mengetahui bahwa kafein tidak hanya terkandung dalam minuman kopi, tapi ada juga di minuman-minuman ringan berkafein (misalnya minuman rasa cola dan minuman penambah energi), bisa menyumbangkan kadar kafein dalam jumlah yang cukup besar," kata Papadopoulou.
Belum ada penelitan yang bisa secara pasti membuktikan pada tingkat kadar kafein berapa yang aman untuk kehamilan. Karena secara etika, para ilmuwan tidak akan menguji coba obat-obatan atau suplemen kepada para perempuan ketika ada potensi merugikan para ibu atau bayi-bayi mereka.
Meski sudah ada hasil penelitian, lebih dari tiga perempat perempuan hamil melaporkan bahwa mereka mengonsumsi kafein. Hasil studi menjadi pengingat penting bagi para ibu untuk menjaga konsumsi kafein kurang dari 200 miligram sehari, kata Lisa Bodnar, peneliti kesehatan masyarakat dari Universitas Pittsburgh yang tidak terlibat dalam penelitian.
"Kafein dalam kandungan mungkin bisa mengubah perkembangan otak," kata Bodnar melalui pos-el. "Ini penting karena otak memiliki pengaruh kuat pada nafsu makan."
Advertisement