Mengapa Wanita Cenderung Salahkan Selingkuhan saat Pasangannya Selingkuh?

Simak di sini alasan wanita cenderung menyalahkan wanita lain saat pasangannya selingkuh, penasaran?

oleh Annissa Wulan diperbarui 28 Apr 2018, 17:00 WIB
Ilustrasi Selingkuh, Pelakor (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Selingkuh selalu menjadi satu isu yang menyakitkan bagi semua pasangan. Sebuah fakta menarik, ketika seorang pria selingkuh, pasangan wanitanya akan cenderung lebih menyalahkan wanita selingkuhannya.

Jika Anda pernah mengalami hal yang sama, pernahkah bertanya-tanya alasannya? Dilansir dari yourtango.com, Sabtu (28/4/2018), berikut ini adalah beberapa alasan mengapa wanita cenderung menyalahkan wanita lain saat pasangannya selingkuh. Penasaran?

1. Anda menganggap hubungan seperti properti

Banyak orang terbiasa menggunakan bahasa properti dan kepemilikan ketika berbicara tentang hubungan. Anda mungkin juga secara tidak sadar sering berbicara seolah-olah bahwa pasangan adalah sesuatu yang patut dimenangkan.

Realitanya, hubungan cinta jelas berbeda. Setiap hubungan selalu menjadi pilihan, untuk tetap terhubung atau tidak.

Setiap hari Anda memiliki pilihan untuk jujur, dan peduli kepada pasangan atau bersikap acuh dan fokus pada diri sendiri. Inilah mengapa ketika berbicara tentang selingkuh, Anda cenderung membiarkan pasangan bebas dari pilihan yang ia buat.

Terkadang, lebih sehat membiarkan hubungan tersebut berakhir, jika memang sudah tidak berjalan dengan baik. Atau Anda bisa memberikan pasangan dorongan tanggung jawab yang lebih besar untuk tidak selingkuh, daripada berfokus pada orang lain yang tidak memiliki komitmen apapun.

 

 


2. Gangguan dan godaan

Ilustrasi Selingkuh, Pelakor (iStockphoto)

Ada sejarah panjang mengapa wanita dianggap sebagai penggoda yang berbahaya dan memiliki kendali. Jika wanita datang kepada seorang pria, pria ini tidak memiliki pilihan selain menjadi mangsa.

Konsep yang sama mengatakan bahwa seorang wanita minta digoda ketika berpakaian dengan seksi. Sisi lainnya adalah kaum pria cenderung tidak mampu mengendalikan dorongan seksual mereka.

Yang benar, pria memiliki kemampuan untuk membuat keputusan tentang siapa yang akan dikencaninya atau tidak. Seorang pria memiliki kemampuan untuk menolak wanita yang datang kepadanya dan memilih untuk setia menjalani hubungan cinta dengan pasangannya.

Ketika Anda terbiasa memperlakukan pasangan seolah-olah dirinya harus terus bertanggung jawab untuk setia, ini adalah perilaku mengontrol. Pria yang dikontrol biasanya akan mencari kekuatan di luar diri Anda untuk melindungi dirinya.

Maka, sebaiknya percayalah bahwa pasangan adalah sosok yang bisa bertanggung jawab untuk tetap setia. Ini akan membuatnya lebih memilih Anda dan hubungan yang telah terjalin sebelumnya daripada orang baru.


3. Mencari cara untuk mengurangi rasa sakit hati

Ilustrasi Selingkuh, Pelakor (iStockphoto)

Ketika menghadapi kasus selingkuh, akan lebih mudah berpikir bahwa ada orang lain yang menggoda pasangan, daripada pasangan yang memang memilih untuk meninggalkan Anda. Selain itu, lebih mudah untuk merasa marah pada orang yang tidak Anda kenal, bukan?

Rasa sakit yang dihindari ini akan membuat pusat kemarahan tertuju pada wanita lain. Bertanya-tanya apakah diri Anda sendiri sudah cukup baik bagi pasangan memang menyakitkan.

Faktanya, ketika Anda menyalahkan wanita lain, pola pikir yang sama terus berulang, gagasan bahwa wanita harus bertanggung jawab mengelola seksualitas pasangan mereka, dan bahwa hubungan hanya bisa berjalan baik ketika ada usaha untuk mengontrol pasangan. Pola pikir ini mengarah pada sebuah hubungan cinta yang salah.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya