Liputan6.com, Jakarta Bicara pemain Italia di Liga Inggris, ingatan kita pasti tertuju kepada Gianfranco Zola. Pria 51 tahun itu merupakan pesepakbola Italia paling sukses saat merantau di tanah Inggris.
Zola tercatat sebagai salah satu legenda hidup Chelsea. Dia tujuh tahun merumput di Stamford Bridge. Meski tak mampu membawa Chelsea juara Liga Inggris, banyak trofi yang dipersembahkan Zola untuk The Blues.
Baca Juga
Advertisement
Total Zola menyumbangkan enam gelar juara untuk The Blues, yakni trofi Piala Winners, Piala Super Eropa, Piala Liga Inggris, Charity Shield serta dua Piala FA.
Selama main di Chelsea, Zola pernah dua kali dinobatkan sebagai pemain terbaik klub di musim 1998-1999 dan 2002-2003. Kehebatan Zola bersama Chelsea membuatnya mendapat gelar OBE dari Ratu Elizabeth II.
Chelsea tak perlu mengeluarkan uang banyak untuk membeli Zola dari Parma pada November 1996. Klub asal London itu hanya perlu membayar 4,5 juta pound.
Tak perlu waktu lama bagi Zola untuk jadi idola publik Stamford Bridge. Baru bergabung beberapa bulan, Zola sudah mampu mempersembahkan trofi Piala FA untuk Chelsea di musim 1996-1997.
Zola menyumbang empat gol dalam perjalanan Chelsea ke final Piala FA. Salah satu golnya akan terus dikenang fans Chelsea. Zola mencetak gol indah ke gawang Wimbledon. Dia mendorong bola dengan tumit dan kemudian berbalik 180 derajat sebelum menceploskan si kulit bundar.
Di musim tersebut Zola dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Liga Inggris dari Asosiasi Wartawan (FWA). Zola jadi pemain Chelsea pertama yang mendapatkannya. Dia juga jadi orang pertama yang mendapatkannya tanpa bermain semusim penuh di Liga Inggris.
Pada musim penuh pertamanya, Zola makin menggila. Dia membantu Chelsea meraih tiga gelar, Piala Liga, Piala Winners dan Piala Super. Zola mencetak gol penentu kemenangan Chelsea di final Piala Winners.
Banyaknya jasa Zola untuk Chelsea membuatnya dipilih oleh fans sebagai pemain terbaik sepanjang masa The Blues pada awal 2003.
Sayangnya Zola cuma bertahan di Chelsea sampai musim panas 2003. Dia memilih mudik ke Italia membela Cagliari di tengah kencangnya kabar Chelsea akan dibeli Roman Abramovich. Seminggu setelah kepindahan Zola, Chelsea benar-benar dibeli Abramnovich.
Ditemukan Moggi
Bakat Zola pertama kali ditemukan oleh Luciano Moggi di arena Serie A pada tahun 1989. Gaya mainnya dinilai mirip Diego Maradona. Kebetulan Zola dan Maradona tubuhnya tidak terlalu tinggi.
Zola kemudian langsung dibeli Napoli senilai dua juta pound. Bersama Napoli, Zola mendapat kesempatan langsung menimba dari Maradona.
Di Napoli, Zola tak langsung dapat tempat di tim utama. Dia harus sabar menunggu karena masih ada Maradona. Zola baru rutin jadi starter di musim 1991-1992. Zola juga dipercaya memakai nomor punggung 10 yang ditinggalkan Maradona.
Zola tak lama di Napoli. Krisis keuangan yang dialami Napoli membuat mereka terpaksa menjual Zola di musim panas 1993. Bergabung bersama Parma, karier Zola makin melejit. Zola sukses membawa Parma juara Piala UEFA 1994-1995.
Kedatangan Carlo Ancelotti sebagai pelatih Parma membuat karier Zola meredup. Dia banyak dimainkan disayap kiri. Zola pun meminta dilepas. Chelsea langsung mencaplok Zola.
Advertisement
Gagal Sebagai Pelatih
Sukses sebagai pemain, Zola ternyata tak terlalu sukses saat banting stir jadi pelatih. Dia tak pernah memberikan gelar juara. Zola malah lebih sering dipecat.
Karier kepelatihan terbaik Zola ada di Watford. Disana Zola menang 33 kali dan kalah 27 kali dari 75 laga dengan presentase 44 persen.
Zola juga pernah gagal saat melatih West Ham United, Cagliari dan Al-Arabi. Birmingham City menjadi klub terakhir yang ditangani Zola. Pada 17 April 2017, Zola dipecat oleh Birmingham City.