Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia dibuka menguat pada perdagangan Jumat (27/4/2018). Pergerakan ini membuntuti kenaikan Wall Street yang ditopang rapor hijau laporan keuangan kuartal I beberapa perusahaan raksasa AS.
Mengutip CNBC, indeks saham ASX 200 Australia menanjak 0,6 persen pada perdagangan sesi I ini. Sebagian besar sektor saham berada di zona hijau, dan sektor keuangan memimpin penguatan saham sebesar 0,24 persen. Disusul saham sektor energi dan material masing-masing mendaki 0,78 persen dan 0,7 persen.
Baca Juga
Advertisement
Indeks saham Nikkei Jepang pun terkerek naik 0,27 persen dan indeks Topix menguat 0,12 persen. Bank of Japan/BoJ akan merilis laporan prospek kebijakan moneter terbaru. Bank sentral Jepang ini diprediksi tidak akan mengubah kebijakan, yakni mengurangi stimulus moneter.
Ditambah lagi dengan pengangkatan dua deputi gubernur Bank of Japan, Masayoshi Amamiya yang merupakan seorang bankir dan Masazumi Wakatabe yang sangat mendukung pelonggaran moneter secara agresif.
"Wakatabe bahkan mengejutkan pasar pada pertemuan pertamanya dengan menyarankan ada langkah stimulus tambahan karena terkait tekanan inflasi," ujar Ekonom Natixis, Kohei Iwahara.
Sementara itu, indeks saham Kospi Korea Selatan melesat 1,11 persen. Investor mencermati perkembangan pertemuan antara Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in untuk membahas perdamaian dan denuklirisasi pada KTT Korea Selatan dan Korea Utara,
Di sisi lain, dolar Amerika Serikat (AS) tetap bertahan di atas level 91,00 terhadap sejumlah mata uang utama. Sedangkan indeks dolar diperdagangkan di level 91,548.
Mata uang Euro tercatat 1,2103 per dolar AS setelah keputusan Bank Sentral Eropa mempertahankan suku bunga acuan. Sedangkan Yen Jepang diperdagangkan di posisi 109,28 dan dolar Australia di level 0,7549 per dolar AS.
Harga Minyak Naik
Sementara itu, harga minyak AS WTI pada perdagangan Kamis (Jumat pagi waktu Jakarta) naik 14 sen menjadi USD 68,19 per barel. Sedangkan harga minyak Brent mendaki 74 sen menjadi USD 74,74 per barel.
Harga minyak naik di tengah kekhawatiran perkembangan geopolitik, terutama Iran. Seorang penasihat senior pemimpin tertinggi Iran mengatakan, Teheran tidak akan menerima perubahan apapun pada kesepakatan nuklir 2015. Harapannya Presiden AS, Donald Trump tetap berkomitmen pada perjanjian itu.
Ini terjadi pasca Presiden Prancis, Emmanuel Macron mengatakan bahwa Trump akan menarik AS keluar dari perjanjian nuklir dengan Iran.
Trump juga akan memutuskan mengenai sanksi terhadap Iran pada 12 Mei ini, apakah akan menerapkan kembali sanksi AS terhadap Iran. Kemungkinan besar langkah ini akan mengurangi ekspor minyak dari Iran.
Advertisement