Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil membalikkan keadaan pada pembukaan perdagangan saham hari ini (27/4/2018). IHSG tercatat berada di zona hijau seiring dengan nilai tukar rupiah yang sedikit menguat di posisi 13.885 per dolar Amerika Serikat (AS).
Pada pra pembukaan perdagangan Jumat ini, IHSG naik 56,67 poin atau 1,01 persen ke posisi 5.968,87. Indeks saham LQ45 ikut menghijau dengan penguatan 1,59 persen ke posisi 958,25.
Selanjutnya IHSG dibuka mendaki 72,11 poin atau 1,22 persen ke level 5.981,31. Indeks saham LQ45 terdorong naik 1,77 persen ke level 959,989. IHSG pada penutupan perdagangan kemarin (26/4/2018) terhempas meninggalkan posisi 6.000, diikuti pelemahan rupiah ke kisaran 13.900 per dolar AS.
Baca Juga
Advertisement
Sebanyak 175 saham menguat, 27 saham turun, dan sebanyak 88 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham pagi ini sebanyak 21.822 kali, dengan volume 315,1 miliar saham dan senilai Rp 626,6 miliar.
Investor asing tercatat melakukan penjualan di seluruh pasar senilai Rp 88,24 miliar. Sementara kurs rupiah diperdagangkan Rp 13.885 per dolar AS.
Seluruh sektor saham kompak menanjak. Saham consumer goods berada di puncak dengan kenaikan tinggi 1,52 persen. Disusul sektor saham keuangan menguat 1,47 persen, dan saham infrastruktur menanjak 1,30 persen.
Adapun saham-saham yang mencetak penguatan signifikan, yakni saham DFAM melonjak 69,57 persen. Saham PSSI menjulang 27,04 persen, dan saham MLPT melaju kencang 21,21 persen.
Sementara saham-saham yang terkoreksi cukup dalam, di antaranya saham INCF dengan pelemahan 5,92 persen, diikuti OASA merosot 4,81 persen, dan saham KBLV susut 4,13 persen.
Di kawasan Asia, indeks saham utama bursa saham Asia sebagian besar menghijau. Kecuali indeks saham Shanghai China yang tergelincir 0,06 persen.
Memimpin kenaikan ada indeks saham Kospi Korea Selatan yang menanjak 0,69 persen. Hang Seng Hong Kong menguat 0,54 persen, indeks saham Nikkei Jepang terdorong naik 0,39 persen, Strait Times mendaki 0,28 persen, dan indeks saham Taiwan naik 0,19 persen.
Prediksi IHSG Sebelumnya
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat kembali (rebound) pada perdagangan saham pada hari ini. Kondisi pasar global dan nilai tukar rupiah akan mempengaruhi IHSG.
Analis PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Suryawijaya mengatakan penguatan IHSG masih akan terlihat di tengah gejolak global yang kini terjadi.
"Kekuatan naik masih akan terlihat di tengah gejolak pasar global serta gejolak harga komoditas serta nilai tukar rupiah terhadap dolar AS," tuturnya pada Liputan6.com di Jakarta, Jumat (27/4/2018).
William menambahkan pasar regional akan menjadi sentimen pada perdagangan saham.
"Gejolak pasar global dan regional turut memberikan pengaruh terhadap pola gerak IHSG. Hari ini IHSGterlihat berpotensi untuk melakukan teknikal rebound dengan kisaran 5.888-6.123," kata William.
Sementara itu, Analis PT Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengungkapkan IHSG berpeluang menguat kembali pada pergerakan indeks saham.
"IHSG berpeluang terjadinya teknikal rebound masih terbuka lebar. IHSG akan berada pada range 5.769 - 6.159," ujar Nafan.
Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi memprediksi, IHSG berpotensi menguat tertahan. IHSG menunjukkan penguatan, namun cenderung tipis.
"IHSG akan bergerak mencoba menguat bertahan di atas level 5.900 dengan rentan 5.880-6.000," tandas Lanjar.
Untuk rekomendasi saham, William memilih saham dari PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).
Sedangkan Nafan Aji memilih saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), dan PT Gozco Plantations Tbk (GZCO).
Sementara Lanjar Nafi merekomendasikan saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), serta PT Kedawung Setia Industrial Tbk (KDSI).
Advertisement