Liputan6.com, Jakarta - PT Aneka Tambang Tbk atau Antam mengumumkan laba bersih periode kuartal I-2018 (1Q18) mencapai Rp 245,68 miliar, naik tajam sebesar 3.603 persen dibandingkan laba bersih Rp 6,63 miliar pada kuartal I-2017. Kenaikan itu ditopang realisasi penjualan emas yang melonjak 254 persen pada periode tiga bulan pertama ini.
Penjualan bersih Antam di kuartal I ini tercatat sebesar Rp 5,73 triliun, naik tajam 247 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 1,65 triliun. Komoditas emas merupakan komponen terbesar pendapatan perusahaan, berkontribusi sebesar Rp 4,09 triliun atau 71 persen dari total penjualan bersih tiga bulan ini. Sementara pertumbuhan EBITDA perusahaan mencapai 95 persen menjadi Rp750,38 miliar.
Baca Juga
Advertisement
"Pertumbuhan kinerja keuangan yang positif ini disebabkan pertumbuhan signifikan kinerja produksi dan penjualan komoditas utama Antam serta peningkatan efisiensi yang berujung pada stabilnya level biaya tunai operasi perusahaan," ucap Direktur Utama Antam, Arie Prabowo Ariotedjo di Jakarta, Jumat (27/4/2018).
Pertumbuhan positif kinerja operasi dan penjualan komoditas utama perusahaan tecermin pada volume produksi feronikel yang mencapai 6.088 ton nikel dalam feronikel (TNi), naik sebesar 107 persen dibanding tahun sebelumnya. Penjualan feronikel di kuartal I-2018 tumbuh 109 persen mencapai 5.363 TNi.
Penjualan feronikel sepanjang Januari-Maret ini merupakan kontributor terbesar kedua dari total penjualan bersih Antam sebesar Rp 972,38 miliar atau 17 persen dari total penjualan bersih perusahaan.
Untuk komoditas emas, pada kuartal I ini, total volume produksi emas dari tambang Pongkor dan Cibaliung mencapai 539 kg dengan volume penjualan emas mencapai 6.945 kg atau naik sebesar 226 persen dibandingkan capaian kuartal I 2017 seiring dengan strategi pengembangan pasar emas baik domestik dan ekspor serta inovasi produk logam mulia Antam. Pendapatan Antam dari penjualan emas di tiga bulan 2018 tercatat sebesar Rp 4,09 triliun, tumbuh 254 persen dibandingkan penjualan emas pada di kuartal I tahun lalu.
Pada Maret 2018, Antam mendapatkan Rekomendasi Perpanjangan Persetujuan Ekspor Mineral Logam untuk penjualan ekspor bijih nikel kadar rendah (<1,7 persen Ni) sebesar 2,7 juta wet metric ton (wmt) dan bijih bauksit tercuci dengan kadar ≥42 persen Al2O3 sebesar 840 ribu wmt dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk periode 2018-2019.
Selanjutnya
Pada 2017, Antam telah mendapatkan rekomendasi ekspor bijih nikel kadar rendah dengan total 3,9 juta wmt yang terdiri dari 2,7 juta wmt diperoleh pada Maret 2017 serta 1,2 juta wmt diperoleh pada Oktober 2017. Adapun rekomendasi ekspor bijih bauksit tercuci diperoleh pada periode Maret 2017.
Seiring dengan didapatkannya perpanjangan izin ekspor bijih nikel kadar rendah, pada kuartal I ini, volume produksi bijih nikel Antam mencapai 2,11 juta wmt, naik 301 persen dibandingkan kuartal sama 2017 dengan level penjualan mencapai 1,15 juta wmt, tumbuh signifikan sebesar 2.171 persen dibandingkan penjualan bijih nikel pada periode sebelumnya.
Stream komoditas bauksit turut memberikan kontribusi positif pada periode 1Q18 dengan capaian produksi mencapai 200.300 wmt, tumbuh 116 persen dengan volume penjualan mencapai 61.380 wmt, naik sebesar 37 persen dibandingkan capaian periode kuartal I-2017.
Advertisement