Liputan6.com, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menanggapi ceramah Ketua Majelis Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN), Amien Rais. Amien meminta pengajian di masjid disisipi unsur politik. Moeldoko justru menilai, sebaiknya masjid digunakan untuk menyampaikan syiar Islam.
"Harus dipisahkan di mana masjid itu sebagai tempat syiarnya hal-hal yang bagus. Jangan dikotori oleh pemikiran-pemikiran yang menyimpang," kata Moeldoko di Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (27/4/2018).
Advertisement
Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ini menuturkan, sah-sah saja menyampaikan pendidikan politik di masjid. Asalkan tidak, kata dia, tidak mengarah pada penyerangan terhadap lawan politik.
Ia mencontohkan misalnya menjelek-jelekkan, menghujat atau memfitnah lawan politik. "Saya juga enggak rela kalau masjid digunakan untuk hal-hal yang seperti itu," ucapnya.
Moeldoko menceritakan, saat kecil selalu menghabiskan banyak waktu di surau. Selama berada dalam surau, dirinya diajarkan tentang perilaku baik dan bagaimana membangun hubungan antar sesama manusia dan Tuhan.
"Di situ diselipkan pendidikan politik ya, diingatkan 'eh nanti kalian pada umur 17 kalian punya hak pilih, nanti kamu harus gini-gini'. Jadi pendidikan politik seperti itu, kalau sudah mengarah kepada pendidikan politik praktis yang enggak benar," ujar Moeldoko.
Pernyataan Amien
Saat memberikan ceramah dalam tasyakuran satu tahun 'Ustazah Peduli Negeri' di Balai Kota, Selasa (24/4), Amien Rais mengatakan pengajian-pengajian harus disisipi politik, mengingat saat ini sudah memasuki tahun pesta demokrasi. Dia juga menyerang Jokowi dengan menunjuk foto dan menyebut elektabilitas presiden semakin menurun.
"Elektabilitasnya going down and down," kata Amien Rais.
Saksikan video pilihan di bawah ini
Advertisement