Liputan6.com, Jakarta - Dilan 1990 masih menjadi film yang tersukses di 2018. Film yang diperankan Iqbaal Ramadhan dan Vanesha Prescilla itu sudah ditonton 6,3 juta penonton sejak sebulan tayang di bioskop.
Ditemui saat mengisi acara XYZ Day 2018 yang digagas oleh KapanLagi Youniverse (KLY), Pidi Baiq selaku penulis novel dan sutradara film ini mengungkap fakta mengejutkan terkait nilai tawar Dilan 1990 untuk diadaptasi ke layar lebar.
Sebelum akhirnya jatuh ke tangan produser Ody Mulya Hidayat dengan rumah produksi MAX Pictures, novel ini mendapat banyak tawaran produser lain. Bahkan, ada yang menawar dengan angka fantastis yakni tiga miliar!
Baca Juga
Advertisement
"Awalnya saya tidak ingin Dilan 1990 difilmkan. Karena tidak difilmkan pun saya tetap imam besar The Panas Dalam. Karena tak difilmkan pun langit tidak runtuh. Saya tidak punya kewajiban memajukan film Indonesia juga. Tapi tiba-tiba datang banyak tawaran, sampai ada yang menawar tiga miliar. Ini harus saya katakan karena penting. Saya ketawa-ketawa aja. Meski tiga miliar, haduuuh nanti aja deh. Berkali-kali ada yang datang ke tempat saya mengganggu salat saya," kata Pidi di The Hall Senayan City, Jakarta Pusat, Rabu (25/4/2018).
Saksikan video berikut ini:
Dibeli Rp 200 Juta
Uniknya, pentolan band The Panas Dalam ini luluh tatkala Ody datang menawarkan uang lebih kecil. Namun ada satu hal yang membuat Pidi akhirnya mau melepas 'sang anak' yang sangat disayanginya.
"Ketika Pak Ody datang saya yang 'ini siapa?'. Terus Pak Ody nawar 200 juta, murah amat. Padahal ada yang tiga miliar. Banyak kawan-kawan saya bilang kalau novel yang difilmkan banyak yang tidak sesuai. Itu jadi pegangan saya sebelumnya. Maka saya melihat orang yang bekerja sama dengan saya harus mau nurut sama saya. Ternyata Pak Ody lebih taat kepada Allah daripada saya. Saya bilang ke Pak Ody, enggak papa Rp 200 juta tapi saya terlibat. Dan terlibatnya saya di bagian konten," tuturnya.
Advertisement
Ingin Membatalkan
Pria yang akrab disapa Ayah ini melanjutkan, "Lalu saya dipertemukan sama Fajar Bustomi (sutradara) dan dia orang yang bisa diajak kerja sama. Akhirnya saya berdua terus sama Fajar sampai ada yang gosipin. Tapi saya enggak peduli," ucapnya berkelakar.
Dalam prosesnya memang sempat terjadi momen ketika Pidi tidak ingin melanjutkan proyek tersebut karena adaptasi novel ke film ternyata membuatnya kecewa. Namun begitu melihat hasil akhirnya, ia begitu puas dan ingin segera membuat film kedua, ketiga, bahkan keempat.
Ingin Lebih
"Inginnya (film) lebih dari itu, tapi ada batasan yang harus ditaati misal durasi harus 120 menit, padahal inginnya 300 jam. Dilan salat, di WC, detail. Jadi ya sudah gitu saja. Film kan duniawi," tandasnya. (Tyssa Madelina/Kapanlagi.com)
Advertisement