Liputan6.com, Bandung - Gelar dokter biasanya identik dengan seseorang yang memiliki keahlian medis. Namun, gelar dokter yang disandang kakek satu ini jauh berbeda. Pengalaman 60 tahun mengobati radio lawas membuatnya di juluki si dokter radio antik. Dia adalah Oo Kholid atau biasa disapa Abah Oo.
Seperti ditayangkan Liputan6 Siang SCTV, Jumat (27/4/2018), jari-jemari Abah Oo masih lincah saat memperbaiki radio-radio tabung yang antik.
Advertisement
Di bengkel sederhana miliknya, sekaligus tempat tinggalnya di Babakan Ciparay, Kota Bandung, Jawa Barat, Abah Oo bergelut dengan radio-radio antik dari Eropa, seperti Belanda dan Jerman. Radio antik yang tak berfungsi lagi, tiba-tiba hidup kembali.
Tidak sedikit kolektor mancanegara yang datang ke Abah Oo, seperti dari Singapura dan Malaysia. Mereka menjuluki sang kakek sebagai Dokter Radio Antik.
Abah Oo akrab dengan radio tabung sejak tahun 60-an. Kala itu dia mengikuti kursus reparasi radio. Masuknya radio transistor era 70-an meredupkan pamor radio tabung. Abah Oo pun menutup bengkel radionya hingga beberapa tahun.
Namun, 10 tahun terakhir, Abah Oo kembali aktif setelah radio antik diburu para kolektor. Kendala yang kerap dihadapi Abah Oo adalah ketersediaan suku cadang.
Di rumahnya, kakek dengan 23 cucu dan 7 cicit ini juga mengoleksi puluhan radio buatan tahun 50-an hingga 60-an. Hingga kini, semua masih berfungsi dengan baik. Abah Oo juga membuat radio rancangannya sendiri dengan ragam ukuran dan disain unik.
Bagi Abah Oo, pekerjaan mereparasi radio antik bisa menghidupi keluarga. Asalkan dijalani dengan telaten, kerja keras, dan konsisten.