Keramba Jaring Apung Lepas Pantai Tak Bakal Matikan Pengusaha Swasta

Adanya Keramba Jaring Apung Offshore yang dikembangkan KKP tidak akan menyaingi keramba terapung yang sudah dikelola swasta.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 27 Apr 2018, 16:41 WIB
Presiden Joko Widodo meresmikan Karamba Jaring Apung (KJA) Lepas Pantai (offshore) di Pangandaran, Jawa Barat. (Foto : Sekretariat Kabinet)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memastikan bahwa Keramba Jaring Apung (KJA) lepas pantai (Offshore) tidak akan menyaiki keramba yang dibangun oleh pihak swasta.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto‎ mengatakan, melalui pembangunan Keramba Jaring Apung Offshore ini, pemerintah memberikan contoh cara yang benar kepada nelayan dan warga pesisir. Diharapkan dengan adanya contoh ini bisa mendorong budidaya perikanan laut‎ secara benar dan tepat. 

Slamet juga menegaskan bahwa adanya Keramba Jaring Apung Offshore ini tidak akan menyaingi keramba terapung yang sudah dikelola swasta.

"Usaha itu tidak saingi pengusaha, kita dorong dengan percontohan industri yang pro rakyat untuk tujuan sustainable," kata Slamet, di Kantor KKP, Jakarta, Jumat (27/4/2018).

Dalam pembangunan pengoperasian Keramba Jaring Apung Offshore, KKP memanfaatkan tenaga kerja lokal, dengan begitu dapat menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar dan meningkatkan kesejahteraan.

Selain itu, penyediaan pakan ikan budidaya diserahkan ke Koperasi masyarakat, dengan begitu proyek tersebut juga dapat menyerap tenaga kerja tidak langsung.

"Industri aqua culture ini industri yang melibatkan masyarakat. Paling tidak kita melibatkan 240 orang karena cukup besar‎," ungkapknya.

 


Jenis Ikan

Fenomena alam yang menyebabkan ikan mati massal disebut para petani keramba di Waduk Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jabar, dengan istilah umbalan. (Liputan6.com/Abramena)

Menurut Slamet, jenis ikan yang dibudidayakan pada Keramba Jaring Apung Offshore adalah kakap putih, dengan benih unggul yang sudah melalui proses seleksi.

Sedangkan induk benih didatangkan dari Australia kemudian disebar pada balai pengembangbiakan di Batam, Lampung dan Situbondo.

"Sehingga sudah diyakini kualitas bagus,benih yang ditebarkan sudah mealui vaksin," ucapnya.

Dalam satu unit terdapat delapan lubang keramba, dalam setahun diperkirakan menghasilkan 800 ton ikan. Rencananya, ikan yang dipanen akan dijual ke luar negeri oleh perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Saat ini perusahaan tersebut sedang mencari pasar.

"Pasar terbuka Australia, Eropa, Jepang Timur Tengah. Karena bekerjasama dengan BUMN ini yang akan memasarkan,mereka sounding akan ada pasokan," tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya