Prediksi SBY soal Perdamaian Korea Terbukti Hari Ini

SBY memprediksi pertemuan pemimpin Korea Utara dan Korea Selatan didasari pada beberapa sebab.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 27 Apr 2018, 17:48 WIB
Twit SBY soal Korea Utara dan Korea Selatan. (Tweeter SBY)

Liputan6.com, Jakarta - Momen bersejarah antara Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in terukir hari ini. Kedua pemimpin negara itu bertemu, Jumat (27/4/2018), setelah kedua negara di Semenanjung Korea itu bersitegang puluhan tahun lamanya.

Pertemuan ini seperti prediksi yang menjadi nyata. Sebelumnya Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sempat memprediksi adanya pertemuan pemimpin Korea Utara dan Korea Selatan ini pada awal April lalu. Prediksi itu disampaikan SBY dalam akun Tweeternya, @SBYudhoyono, 2 April 2018.

"Ketika masih banyak peperangan & perpecahan di dunia, ada tanda-tanda sejarah bakal datangnya perdamaian di semenanjung Korea," twit SBY, seperti dikutip Liputan6.com, Jumat (27/4/2018).

Menurut SBY, prediksi baik ini didasari oleh beberapa sebab, yakni olimpiade musim dingin di Pyeongchang dan musik K-POP Korea Selatan.

"Setelah "bersatu" dalam olimpiade musim dingin di Pyeongchang, baru-baru ini Kim Jong Un menonton konser K-Pop Korsel di Pyongyang. Bangsa Korea terpecah & bermusuhan karena peperangan (hard power). Semoga olah raga dan musik (soft power) membuat mereka berdamai *SBY*," cuit Ketua Umum Partai Demokrat itu.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Harapan SBY

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dikelilingi para pengawal saat akan bertemu Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dalam KTT Korea Selatan-Korea Utara di zona demiliterisasi, Panmunjom, Korea Selatan, Jumat (27/4). (Korea Summit Press Pool/AP)

SBY pun berharap hal ini membawa dampak positif yang bisa ditularkan kepada dunia. Termasuk kepada Indonesia yang tengah memasuki tahun politik.

"Dunia, juga bangsa, akan rukun & damai, jika tidak gemar & mudah menggunakan kekerasan, permusuhan & "hard power". Semoga Pemilu 2019, siapapun tak gemar & mudah gunakan "hard power" (uang, kekuasaan, sentimen agama & etnis) yg lampaui batasnya *SBY*," tulis SBY.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya