Pusat Intelijen Israel Sebut Demonstran Palestina Bagian dari Teroris

Konon, ada beberapa bukti yang memperkuat tudingan intelijen Israel tersebut.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Apr 2018, 22:05 WIB
Warga Palestina bersiap menerbangkan layang-layang yang telah diberikan bom molotov di atas pagar perbatasan dengan Israel, di pinggiran timur Kota Gaza (20/4). Unjuk rasa warga Palestina terhadap Isrel memasuki minggu keempat. (AFP Photo/Mohammed Abed)

Liputan6.com, Jakarta Sebuah pusat penelitian yang terkait dengan intelijen Israel, mengklaim bahwa 80 persen warga Palestina yang dibunuh pasukan Israel di Jalur Gaza, merupakan bagian dari kelompok teroris.

"Sebanyak 32 dari 40 orang Palestina yang terbunuh sejak 30 Maret di Jalur Gaza adalah teroris atau individu yang berafiliasi dengan kelompok terorisme," demikian laporan Pusat Informasi Intelijen dan Terorisme Meir yang diterbitkan pekan ini, dikutip dari Middle East Monitor, Jumat (27/4/2018).

Hal yang mengejutkan dari laporan itu, setiap orang yang diklaim sebagai teroris merupakan anggota organisasi politik seperti kelompok Fatah. Termasuk Mohammad Ayoub (14) dan Hussein Madi (13). Mereka adalah dua dari empat anak yang ditembak penembak jitu Israel selama sebulan terakhir.

Selain itu, pusat intelijen itu menyatakan bahwa berdasarkan 'catatan metologis' mereka, orang Palestina yang memiliki hubungan dan bukti tidak langsung juga termasuk teroris.

Tuduhan itu merujuk kepada wartawan Palestina yang dibunuh saat meliput aksi demonstrasi, Yaser Murtaja.

Pusat penelitian ini disebut-sebut sebagai jalur penyambung atas informasi dan penilaian dari intelijen militer Israel. Mereka juga mengakui menerima dana dari pemerintah Israel untuk menjalankan penelitian.

 

 

Reporter: Ira Astiana

Sumber: Merdeka.com

 

Simak video pilihan berikut: 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya