Jurus Gerindra - PKS Gaet Partai Lain Dukung Prabowo Jadi Capres 2019

Keberadaan Sekretariat Bersama Gerindra-PKS salah satunya untuk menepis isu-isu yang berkembang tentang Prabowo Subianto terkait Pilpres 2019.

oleh Putu Merta Surya PutraMuhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 28 Apr 2018, 00:07 WIB
Presiden PKS, Sohibul Iman (tengah) didampingi Ketum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, Sekjen PAN Eddy Soeparno memberikan keterangan pers untuk berkoalisi di Pilkada Serentak 2018 di Kantor PKS, Jakarta, Minggu (24/12). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Koalisi Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tinggal menunggu ketuk palu. Sejumlah langkah telah dilakukan untuk menjajal kemungkinan koalisi kedua partai tersebut di pemilu 2019.

Langkah terbaru yang dilakukan kedua partai adalah membentuk sekretariat atau posko bersama. Posko ini diresmikan, Jumat 27 April 2018, di Rumah The Kemuning, Jalan Amir Hamzah Nomor 4, Menteng, Jakarta.

Persemian Sekber ini dihadiri Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Prabowo tiba pukul 19.00 WIB dengan mengenakan seragam safari warna putih.

Selain Prabowo, hadir juga Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta Mohamad Taufik, Wakil Ketua Umum PAN Hanafi Rais, dan Sekretaris Jenderal PKS Mustafa Kamal. Tak ketinggalan Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno, yang dalam struktural Partai Gerindra didapuk sebagai Ketua Tim Pemenangan Pemilihan Presiden (Pilpres).

"Ini peresmian posko bersama Gerindra dan PKS yang pertama. Lewat posko inilah kami bergerak untuk lakukan komunikasi politik dengan partai-partai lain. PAN, PKB, Demokrat, dengan partai lain yang ingin buat perubahan terhadap bangsa ini," ujar Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta Mohamad Taufik sebelum ikut masuk ke ruang VIP, Jumat (27/4/2018).

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan, pembentukan Sekretariat Bersama (Sekber) ini merupakan inisiatif dari kader Gerindra yang sering berkomunikasi dengan PKS. Dan merupakan kelanjutan dari pertemuan di restoran Meradelima antara PKS dan Gerindra.

Rencananya, Sekber ini akan banyak didirikan seiring banyaknya dukungan dari partai lain, akan semakin banyak posko yang didirikan.

"Kalau nanti ada gabung rekan-rekan lain ya. Saya kira nanti akan ada banyak posko yang akan didirikan," ungkap Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 


Tepis Isu soal Prabowo

Ketua Umum dan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto berbincang Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan saat melakukan pertemuan di Jakarta, Kamis (1/3). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Anggota Badan Komunikasi Partai Gerindra Andre Rosiade mengatakan, keberadaan Sekber ini salah satunya untuk menepis isu-isu yang berkembang tentang Prabowo terkait Pilpres 2019.

Dia mencontohkan mulai dari isu King Maker, hingga isu maju sebagai calon wakil presiden (cawapres) Joko Widodo atau Jokowi.

"Sekber ini untuk menjawab keraguan masyarakat terhadap isu-isu liar yang menyebutkan Pak Prabowo jadi King Maker atau cawapres Pak Jokowi," ungkap Andre, Jumat 27 April 2018.

Terkait hal ini, Taufik mengatakan, peresmian posko bersama ini sebagai salah satu bukti bahwa Gerindra tak akan bergabung dengan koalisi Jokowi. Gerindra juga tak akan menerima tawaran kubu Jokowi untuk menjadikan Prabowo sebagai cawapres Jokowi.

"Prabowo enggak pernah minta. Dan ini bagian dari jawaban itu (Prabowo tak akan jadi cawapres Jokowi). Bahwa kita sudah siap untuk mencalonkan Prabowo sebagai presiden," jelas Taufik.

Ia juga menegaskan, sekber ini sebagai salah satu pertanda keyakinan Prabowo akan maju menjadi capres. "Ini ada sekber, simbol keyakinan," lanjut Taufik.

"Berawal dari sini kita merencanakan kemenangan dan tercapai, karena aura kemenangannya ada di sini," ucap Taufik lagi.

Menurutnya dorongan agar Prabowo berada di belakang layar atau menjadi king maker diembuskan pihak-pihak yang takut Prabowo maju kembali sebagai capres.

 

 


Terima Partai Lain

Suasana pengusungan cagub dan cawagub lima provinsi pada Pilkada 2018 di DPP PKS, Rabu (27/12). Partai Gerindra, PKS dan PAN sepakat berkoalisi di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Kalimantan Timur dan Maluku Utara. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Menurut Anggota Badan Komunikasi Partai Gerindra Andre Rosiade, Sekber Gerindra dan PKS ini sangat terbuka menerima partai lain untuk masuk dalam koalisi Prabowo, termasuk Partai Amanat Nasional (PAN).

"Sekber PKS dan Gerindra ini masih terbuka untuk bergabungnya partai-partai lain. Mudah-mudahan PAN juga bisa bergabung dalam Sekber ini," kata Andre.

Disebutkan, posko bersama ini akan menjadi tempat diskusi partai, termasuk juga mendiskusikan soal cawapres. Cawapres akan ditentukan oleh capres dan parpol koalisi.

Lalu apakah pembentukan Sekretariat Bersama ini menandakan Gerindra dan PKS sudah resmi berkoalisi?

Fadli Zon mengatakan, pembentukan sekber bukan berarti partai pimpinan Mohammad Sohibul Iman itu resmi berkoalisi dengan Partai besutan Prabowo Subianto. Menurutnya, peta koalisi baru itu akan di resmikan pada Agustus mendatang.

"Belumlah. Kalau pengikatan nanti resminya Agustus. Ini bagian dari satu inisiatif dari bawah. Bottom up lah kita," kata Fadli.

Meski demikian, antara Gerindra dan PKS disebut telah memiliki chemistry satu sama lain dan hubungan itu dikuatkan dengan adanya sekber.

"Kita memang sudah ketemu chemistry-nya. Kita sudah tahu ke depannya mau apa untuk bangsa dan negara, antara PKS dan Gerindra. Kemudian dari sini kita kembangkan dengan partai-partai lainnya," jelas Taufik.

Bagaimana respons PAN? 

Dimintai komentarnya soal pembentukan Sekber Gerindra-PKS, Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno mengaku sudah mengetahui rencana itu. Dia mengaku sudah mendapat kabar sejak 2 minggu yang lalu.

"Kita sudah tahu kok. Sudah diinfokan 2 minggu yang lalu," ucap Eddy kepada Liputan6.com, Kamis 26 April 2018.

Dia menegaskan, pembentukan Sekber tersebut bukan berarti dua partai itu meninggalkan PAN. Justru, ia menilai Gerindra dan PKS menghormati partainya.

"Justru teman-teman Gerindra dan PKS menghormati PAN yang belum melaksanakan Rakernas sebagai proses internal partai dalam menentukan arah politik kita di tahun 2019," tandas Eddy.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya