Dunia Sambut Hasil Pertemuan Bersejarah KTT Korea Selatan - Korea Utara

Media Korut memberitakan pertemuan bersejarah yang membuka jalan bagi era baru kedua Korea. Dunia pun menyambut hal tersebut.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 28 Apr 2018, 12:27 WIB
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berjabat tangan dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in saat menggelar pertemuan di Peace House, Panmunjom, Korea Selatan, Jumat (27/4). Keduanya membahas terkait nuklir Korea Utara. (Korea Summit Press Pool via AFP)

Liputan6.com, Seoul - KTT Korea Utara - Korea Selatan di Peace House, Panmunjom sudah berakhir. Media Korut memberitakan momen yang terjadi 27 April 2018 itu sebagai pertemuan bersejarah yang membuka jalan bagi dimulainya era baru kedua Korea.

Seperti dikutip dari BBC, Sabtu (28/4/2018), kantor berita resmi KCNA memuji pertemuan itu sebagai "tonggak baru" menuju kemakmuran bersama. Media tersebut juga memuat teks lengkap deklarasi itu.

Tetangga Korea Utara, Presiden AS Donald Trump dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyambut pertemuan bersejarah antar-Korea. Selain itu juga mendesak untuk denuklirisasi.

Pada KTT pertama antara Korea dalam lebih dari satu dekade, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Orang Nomor Satu di Korea Selatan, Moon Jae-in, berjanji untuk denuklirisasi semenanjung Korea.

Kedua belah pihak mengatakan mereka akan bekerja sama dengan Amerika Serikat dan China untuk mendeklarasikan resmi berakhirnya Perang Korea 1950-1953, dan mencari kesepakatan untuk membangun perdamaian "permanen" dan "solid" di tempat gencatan senjata.

Hasil pertemuan bersejarah itu menyebut Korea Utara dan Korea Selatan resmi menyatakan berakhirnya Perang Korea, yang membuat kedua negara bermusuhan selama 65 tahun terakhir.

Deklarasi tersebut secara resmi disebut "Deklarasi Panmunjom untuk Perdamaian, Kemakmuran, dan Penyatuan di Semenanjung Korea", setelah seharian rapat penuh dan percakapan pribadi selama 30 menit, pada satu jam terakhir pertemuan antara Kim Jong Un dan Presiden Moon Jae-in.

"Kedua pemimpin dengan sungguh-sungguh menyatakan... bahwa tidak akan ada lagi perang di Semenanjung Korea dan era baru perdamaian telah dimulai," tulis deklarasi KTT Korea Utara-Korea Selatan itu, seperti dikutip dari CNN pada Jumat 27 April 2018.

 

 

Saksikan juga video berikut ini:

 

 


Kesepakatan Deklarasi Bersifat Mengikat

Suasana pertemuan antara Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in di Peace House, Panmunjom, Korea Selatan, Jumat (27/4). Kedua negara akan membahas masalah senjata nuklis Korea Utara. (Korea Summit Press Pool via AFP)

Meski tidak menyebut secara langsung perihal denuklirisasi, dokumen Panmunjom Declaration for Peace, Prosperity and Unification on the Korean Peninsula yang ditandatangani oleh kedua pemimpin secara jelas 'mengonfirmasi tujuan bersama untuk merealisasi Semenanjung Korea yang bebas nuklir, melalui denuklirisasi penuh'.

"Korea Selatan dan Utara memiliki pandangan bahwa langkah yang diinisiasi oleh Korea Utara sangat berarti dan krusial untuk denuklirisasi di Semenanjung Korea dan sepakat untuk mengambil peran dan kewajiban masing-masing untuk hal tersebut," bunyi kutipan deklarasi itu.

"Korea Selatan dan Utara sepakat untuk secara aktif mencari dukungan dan kerja sama komunitas internasional untuk denuklirisasi Semenanjung Korea," lanjut dokumen tersebut.

Sementara itu, ketika pers menanyakan perihal Kim Jong-un yang tidak menyebut denuklirisasi, Juru Bicara Kepresidenan Korea Selatan mengatakan, "Dokumen itu merupakan kesepakatan yang mengikat. Pidatonya tidak."

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya