Belajar Toleransi dari Masjid Kowloon Hong Kong

Masjid Kowloon Hong Kong menjadi destinasi untuk mempelajari toleransi antar umat beragama.

oleh Eka Laili Rosidha diperbarui 29 Apr 2018, 09:00 WIB
Masjid Kowloon Hong Kong menjadi destinasi untuk mempelajari toleransi antar umat beragama.

Liputan6.com, Jakarta Bicara soal Hong Kong sudah pasti erat kaitannya dengan etnik tionghoa. Tapi, meski sebagian besar penduduknya beragama non-muslim, Hong Kong sangat terbuka menerima agama lain masuk ke negara mereka termasuk Islam.

Bahkan mereka mulai memberikan lahan untuk destinasi wisata muslim. Salah satu tempat yang cukup banyak dikunjungi turis muslim adalah Masjid Kowloon.

Berawal dari kebutuhan para tentara dari negara timur tengah untuk beribadah, Masjid Kowloon kini menjadi masjid terbesar dan tertua di Hong Kong. Masjid ini sudah berdiri lebih dari seratus tahun.

"Tempat ini dulu sangatlah kecil hingga orang lokal memberikan izin kepada kami untuk membangun masjid. Tahun 1974, masjid ini direnovasi menjadi lebih besar," ujar Saeed Uddin selaku Secretary of The Incorporated Trustees of the Islamic Community Fund of Hong Kong saat ditemui di Hong Kong baru-baru ini.

Masjid Kowloon Hong Kong ini juga sempat beberapa kali menjalani renovasi hingga menjadi seperti sekarang ini. "Tahun 2005-2006, kami kembali melakukan renovasi di bagian interior masjid, menambah kantor, perpustakaan, dan lain-lain. Dan di bagian kiri dan kanan masjid ini kami membuat dua aula yang dapat memuat 100-150 jemaah salat," jelasnya.


Berbagi dengan Sesama

Masjid Kowloon bukan sekedar tempat untuk beribadah tapi juga tempat serbaguna. Berbagai kegiatan bisa dilakukan di sana seperti . Pihak masjid juga dengan terbuka menerima wisatawan asing yang ingin tahu lebih dalam soal Islam.

"Dua aula ini juga dipakai untuk kegiatan komunitas, seminar, kuliah, pengunjung, dapat menetap di sini. Kami juga menerima kedatangan turis yang ingin ke sini untuk mencari tahu tentang islam," papar Saeed.

Tidak hanya itu, saat Ramadan, Masjid Kowloon juga menyediakan makanan gratis bagi siapa pun. Semua orang bisa ikut makan di sana secara cuma-cuma.

"Dari jam 11 siang kami memasak, menyiapkan makanan, lalu aula kami tata dengan meja dan kursi 30 menit sebelum berbuka puasa. Siapapun juga dapat datang sambil membawa makanan, nanti mereka juga akan kami sambut dan layani dengan cara yang sama," ungkapnya.

Masjid Kowloon Hong Kong menjadi destinasi untuk mempelajari toleransi antar umat beragama.

Indahnya Perbedaan

Tidak ada perbedaan signifikan antara masyarakat muslim di Hong Kong dengan negara lainnya. Diakui Saeed, orang Islam di Hong Kong diberikan kebebasan untuk menjalani kehidupan mereka sebagai seorang muslim.

"Kami sangat senang karena kami mendapat kontrol untuk mengatur aktivitas, pemerintah sangat baik, dan kamu lihat banyak yang pakai hijab, tak ada masyarakat yang mempermasalahkan. Kami memiliki hubungan yang sangat baik dengan pemerintah, dan kami menghormati mereka karena mereka juga menghormati kami," lanjut Saeed.

Boleh dikatakan, muslim di Hong Kong mampu hidup berdampingan dengan masyarakat lokal. "Masyarakat di sini juga sangat toleran dengan moniritas. Mereka tidak melarang, tidak berteriak atau memprotes kegiatan kami," pungkasnya.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya