Liputan6.com, Jakarta Anyaman merupakan salah satu kerajinan tangan tradisional yang patut dijaga kelestariannya. Menganyam juga menjadi salah satu tradisi yang kerap dilakukan di beberapa daerah di Tanah Air salah satunya di Nusa Tenggara Timur. Bahkan, menganyam menjadi salah satu tumpuan hidup para perempuan di NTT karena dengan menganyam mereka bisa memiliki penghasilan lebih untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Baca Juga
Advertisement
Sebuah social entrepreneurship bernama Du'Anyam merangkul para ibu serta wanita di belasan desa NTT untuk membuat menganyam sebagai alternatif yang bisa meningkatkan pendapatan mereka selain berladang. Hingga kini selain membantu memasarkan produk kerajinan tersebut, Du'Anyam juga mengedukasi ibu-ibu penganyam untuk menciptakan produk yang berkualitas.
Founder dari Du'Anyam, Azalea Ayuningtyas, mengatakan bahwa Du'Anyam telah memberikan pendampingan anyam bagi para perempuan di Flores Timur sejak 2015 lalu dan hingga kini jumlahnya telah mencapai 450 penganyam yang tersebar di 17 desa. Tak hanya pasar nasional, Du'Anyam telah berhasil menjual produk-produk hasil anyaman perempuan NTT ke berbagai negara lain seperti Amerika, Jepang, Canada, dan Milan.
Tentu dengan hal ini perekonomian para ibu pengayam juga mengalami peningkatan. Bak pepatah "Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui", Du'Anyam berfokus pada dua hal yang kini berjalan beriringan yaitu dalam aspek sosial dan bisnis. Untuk aspek sosial, Du'anyam tentunya berhasil meningkatkan kesejahteraan para ibu dan wanita penganyam yang secara otomatis memenuhi kebutuhan pangan sehat mereka.
Berawal dari Masalah Kesehatan
Hadirnya Du'Anyam memang berawal dari masalah kesehatan hingga kematian ibu dan anak di NTT yang tergolong tinggi. Hal ini juga berkaitan dengan founder Du'Anyam, Ayuningtyas, atau yang kerap disapa Ayu merupakan lulusan Fakultas Kesehatan Masyarakat di Universitas Harvard.
Ayu menganggap lemahnya perekonomian masyarakat merupakan salah satu sebab permasalahan kesehatan. Oleh sebab itu Du'Anyam menawarkan solusi akan isu kesehatan di NTT tersebut.
Namun di sisi lain, Du'Anyam juga terus meningkatkan penjualan dan ekspansi ke daerah-daerah lain di Indonesia bahkan hingga ke manca negara. Produk-produk anyaman para pengrajin dampingan Du'Anyam juga terus berinovasi dan meningkatkan kualitas mereka lebih baik lagi.
Salah seorang pengrajin Du'Anyam mengatakan bahwa sebelumnya mereka menjual hasil anyaman hanya sekedar ke pasar-pasar di luar pulau. Dengan sistem penjualan mereka yang terbatas ini tentu hasil yang didapat kurang maksimal. Namun kini produk anyaman mereka telah dijual secara online, sebagian besar dipesan oleh hotel-hotel, hingga "dibawa" ke pasar internasional.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Baca Juga
Survei Jelang Pencoblosan, Melki-Johni Unggul Pilkada NTT 2024 Kalahkan Yohanis Fransiskus-Jane dan Simon-Adrianus
Lomba Lari untuk Bantu Penyediaan Air Bersih di NTT dan Sulteng Diikuti 6800 Pelari
Survei LSI di Kabupaten Sikka: Juventus-Simon 36,4%, Suitbertus-Ray 24,4%, Diogo-Wodon 13,9%, Mekeng-Alfridus 6,1%
Advertisement