Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menargetkan moda transportasi Light Rail Transit (LRT) Jabodebek akan beroperasi pada 2019. Harga tiketnya sekitar Rp 12.500 per orang per sekali jalan.
Harga tersebut, diakuinya, sudah mendapat subsidi dari pemerintah sebesar 50 persen dari harga normal sebesar Rp 25 ribu per orang per sekali jalan. Namun ini belum menjadi keputusan secara mutlak.
Baca Juga
Advertisement
"Real price-nya itu kira-kira Rp 25 ribu, jadi ada subsidi 50 persen. Mudah-mudahan itu bisa dilaksanakan," terang Budi Karya saat meninjau proyek LRT Jabodebek yang dikerjakan Adhi Karya di Jakarta, Minggu (29/4/2018).
Saat ini, total progres pembangunan LRT oleh PT Adhi Karya Tbk sudah mencapai 37 persen. Rinciannya, lintas layanan I Cibubur-Cawang sebesar 60 persen. Lintas layanan II, Cawang-Dukuh Atas 22 persen, dan lintas layanan III dari Cawang sampai Bekasi Timur sudah dikerjakan 40 persen.
Lebih jauh Budi Karya mengatakan, kehadiran transportasi publik seperti LRT Jabodebek, Masa Rapid Transit (MRT), dan kereta api mampu mengurangi kemacetan di Ibu Kota, sekaligus mempermudah aksesibilitas masyarakat dari satu tempat ke tempat lain.
"Sebut saja satu mobil itu paling tidak bisa jalan dengan kecepatan 40 km per jam. Dengan LRT, katakanlah dari Bintaro ke pusat kota, jaraknya yang sekitar 30 km itu bisa kurang dari 1 jam," tuturnya.
Upaya lain pemerintah mengurai kemacetan, kata Budi Karya, rekayasa sistem ganjil genap yang telah diterapkan pada tiga ruas tol, yakni Cibubur, Bekasi, dan Tangerang terbilang berhasil. Menurutnya, itu sudah bisa meningkatkan kecepatan dari jumlah kendaraan yang melintas di jalan-jalan tol tersebut.
Oleh karena itu, dia mengatakan, pemerintah harus lebih komprehensif lagi dalam memperbanyak sarana dan prasarana angkutan umum, serta dapat mengintegrasikan dengan baik segala moda transportasi publik tersebut.
Hindari Macet di Tol, Menhub Sarankan Pemudik Pakai Jalan Alternatif Ini
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyatakan akan melakukan uji kelayakan kendaraan atau ramp check di beberapa kota di Indonesia. Upaya ini dilakukan sebagai kesiapan mudik Lebaran 2018 sehingga mampu menekan angka kecelakan dan meningkatkan keselamatan lalu lintas .
"Di kota-kota seperti Cirebon, Semarang, Solo, Madiun, Surabaya, kita akan melakukan ramp check untuk memeriksa kendaraan-kendaraan yang melintas di sana. Dengan itu, kita harapkan keselamatan jadi top of mind dari Mudik Lebaran 2018," ungkapnya di Jakarta, Minggu (29/4/2018).
Selain itu, Budi Karya juga mengatakan, jalan tol Jakarta-Surabaya akan selesai pada saat lalu lintas mudik nanti. Namun begitu, ada rute lain yang bisa pemudik gunakan demi terhindar dari kemacetan, seperti lewat jalan arteri nasional.
"Jalan nasional bagus sekali, dari Jakarta, Semarang, Solo, Surabaya, ada semuanya. Bahkan jalan nasional di Selatan Jawa juga bagus," ujar mantan Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) itu.
Di sisi lain, dia menambahkan, program 'Touring Sepeda Mudik Lebaran 2018' ini dapat memperkenalkan kembali olahraga bersepeda, yang sejak 1973 belum dilakukan touring lagi dari Jakarta sampai Surabaya.
"Saya berpesan untuk tidak boleh melupakan olahraga. Dengan olahraga, kita menampilkan suatu kebersamaan. Pak Presiden (Joko Widodo) juga ingin mudik Lebaran ini bisa lebih indah dan lebih baik. Maka dari itu, kita lakukan awareness dengan program mudik berkeselamatan ini," urainya.
Dengan dilaksanakannya program touring ini, Menhub Budi juga mau memantau terkait kesiapan jalan arteri yang nantinya akan dilalui rombongan. "Justru nanti kalau seumpamanya ada yang kurang baik, itu jadi feedback untuk kita semua," pungkas Budi Karya Sumadi.
Advertisement