Liputan6.com, Jakarta Event kreatif terbesar di Indonesia, iDEAX x The NextDev 2018 diadakan Ideafest dan Telkomsel di Pakuwon Mall Surabaya. Event ini dibuka oleh sambutan Ben Soebijakto yang mengapresiasi kedatangan para peserta untuk mencari inspirasi. Ben Soebijakto percaya banyak anak Surabaya kreatif yang akan memberikan impact dalam bidang digital.
Salah satu pembicara dalam event tersebut adalah Bayu Skak. Anak muda Malang yang dikenal sebagai YouTuber kenamaan Indonesia ini mengisi panggung dan langsung menantang para peserta agar lebih berani menjadi lebih lokal.
Advertisement
Bayu menceritakan awal mula perjalanan kariernya sebagai seorang content creator. Apa yang spesial dari Bayu adalah kedaerahannya. Selama 8 tahun berkecimpung sebagai YouTuber, Bayu belajar bahwa harus punya ciri khas agar bisa diingat dan di-subscribe oleh banyak orang.
Ide ini berawal dari keinginannya untuk menyajikan konten yang berbeda. Meskipun bersifat kedaerahan, tapi ada subtitle yang diberikan di setiap videonya agar tetap bisa dinikmati semua orang. Menurut dia, kedaerahan ini bagus untuk mengangkat keharmonisan masyarakat.
"Kan bagus kalau nanti ada yang bikin konten dengan Bahasa Kalimantan, Bahasa Aceh, atau bahasa mana saja. Kan bisa sambil belajar budaya jadi bisa harmonis," terangnya dalam sesi conference iDEAX x The NextDev.
Bayu Skak Tantang Anak Muda Jadi Pahlawan Lokal di The NextDev
Setelah lama berkecimpung menjadi creator, Bayu akhirnya mendapat kesempatan untuk membuat film. Meskipun awalnya ragu, Bayu mulai termotivasi saat melihat temannya, Skinny Indonesia, sudah memiliki filmnya sendiri.
“Dia aja bisa, kenapa aku nggak? Akhirnya saya mulai belajar bikin film," lanjutnya.
Prosesnya tentu saja nggak langsung berhasil. Naskah pertamanya tentang penculikan ditolak. Bayu lalu mulai berpikir untuk menjadi diri sendiri dan tetap menonjolkan kedaerahannya. Dari sinilah terbentuk ide menulis YO WIS BEN.
Advertisement
Bayu Skak Tantang Anak Muda Jadi Pahlawan Lokal di The NextDev
Meskipun sudah mantap dengan idenya, tapi ternyata banyak PH yang menolak naskahnya karena tahu filmnya menggunakan bahasa Jawa. Tapi hal tersebut nggak menyurutkan impiannya. Kini YO WIS BEN terbilang sukses karena sudah ditonton 900ribu penonton.
"Jadi local hero itu nggak papa, bikin konten semaksimal mungkin, jangan malu malu, dan buktikan kalian bisa," tutupnya.
Penulis: Dwi Ariyani
Sumber: The NextDev