Liputan6.com, Jakarta - Motor injeksi memiliki busi yang berbeda, karena businya memiliki kode R atau resistor. Namun, di mata orang awam, semua busi dinilai sama saja, karena fungsinya untuk memercikkan api.
Namun, hal tersebut ditampik oleh Giman, Direktur PT Maju Gemilang Persada, selaku distributor tunggal Brisk Copper Racing, busi asal Ceko. Dia mengatakan bahwa busi harus ada resistornya kalau dipakai untuk sepeda motor injeksi.
Baca Juga
Advertisement
"Soalnya ECU kan membaca semuanya, resistor ini jadi semacam isolator kayak sekringnya," kata dia.
Peran resistor pada busi itu membuat ECU yang menjadi otak kinerja sepeda motor tidak salah baca. Resistor akan menjaga agar arus dari busi stabil.
"Jadi walaupun arusnya besar, dia (busi) akan atur sesuai dengan kebutuhan," ujarnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Selanjutnya
Dirinya lalu mencontohkan apa yang terjadi jika hal tersebut diabaikan, yakni komposisi pembakaran tidak siap dengan pengapian berlebihan.
"Jadi bensin sedikit, api besar, ya mesinnya rusak. Kalau jumlah bensin tidak besar, tapi api besar. Itu bikin panas," papar Giman.
Dalam tahap lanjut, efeknya adalah membuat blok mesin, klep, dan lainnya terbakar karena panas berlebih yang terjadi terus-menerus. Dengannya, usia pakai mesin pun menurun lebih cepat.
Reporter : Nazar Ray
Advertisement