Lawan Korea Utara, Timnas Indonesia U-23 Asah Serangan Lini Sayap

Timnas Indonesia U-23 menggelar banyak evaluasi selepas keok 0-1 dari Bahrain.

oleh Muhammad Adiyaksa diperbarui 30 Apr 2018, 14:15 WIB
Timnas Indonesia U-23 menggelar banyak evaluasi selepas keok 0-1 dari Bahrain. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Timnas Indonesia U-23 bakal berhadapan dengan Korea Utara (Korut) pada partai kedua turnamen Anniversary Cup di Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor, Senin (30/4/2018). Demi mewujudkan kemenangan, skuad berjuluk Garuda Muda tersebut menggenjot variasi serangan.

Asisten pelatih Timnas Indonesia U-23, Bima Sakti Tukiman menggeber anak buahnya untuk banyak melakukan serangan balik lewat sisi sayap. Pasalnya di lini tersebut, Garuda Muda memiliki para pelari cepat seperti Febri Hariyadi dan Osvaldo Haay.

"Saat kita berhasil merebut bola, langsung lempar ke sayap kanan dan kiri. Karena di situ akan terjadi satu lawan satu," ujar Bima.

"Kalau kita main (bola) pendek lagi kita akan habis. Sebab, lawan melakukan high pressing sehingga kita harus bermain ke sayap," katanya menambahkan.

Di partai pertama, Timnas Indonesia U-23 ditaklukkan Bahrain dengan skor 0-1. Adapun, sementara Korea Utara mampu menahan imbang kampiun Piala Asia U-23 2018, Uzbekistan 2-2.


Sayap Cepat

Gelandang cepat Timnas Indonesia U-23, Febri Hariyadi. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Bima menambahkan, Timnas Indonesia U-23 bakal memanfaatkan kecepatan yang dimiliki para gelandang sayapnya. Baik Febri dan Osvaldo dituntut untuk beradu lari dengan bek Korea Utara.

"Kita memanfaatkan sayap-sayap kita. Karena kita punya sayap yang cepat dan di situlah yang kita manfaatkan," imbuh Bima.

Selain Febri dan Osvaldo, Timnas Indonesia U-23 masih dapat mengandalkan para gelandang atau penyerang yang dapat diplot di posisi sayap. Egy Maulana Vikri, Septian David Maulana, dan Ilham Udin Armaiyn bakal menjadi senjata rahasia Garuda Muda di bangku cadangan.


Fokus Transisi

Kekalahan dari Bahrain melahirkan banyak pekerjaan rumah untuk Bima. Arsitek berusia 42 tahun tersebut juga fokus memperbaiki organisasi bertahan dan transisi Timnas Indonesia U-23.

"Di latihan kita berfokus pada organisasi bertahan dan transisi saat bertahan ke menyerang. Karena pelatih Luis (Milla Aspas) mau pemain tidak lama berpikir dan cepat mengambil keputusan," tutur Bima.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya