Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudi Latif angkat bicara soal dugaan intimidasi terhadap ibu dan anak di gelaran car free day (CFD) Jakarta, pekan kemarin. Menurutnya, dalam ekspresi berdemokrasi antara pendukung politik berseberangan, patut ada hal yang harus dipatuhi sebagai sebuah batasan.
"Tentu setiap kekuatan politik memiliki hak mengekspresikan agendanya, tapi juga dalam demokrasi itu kebebasan juga dibatasi," kaya Yudi di Acara Rakornas Kelompok Masyarakat Vox Point Indonesia di Gedung Samadi, Klender, Jakarta Timur, Senin (30/4/2018).
Advertisement
Batasan itu, jelas Yudi, seperti ketertiban umum yang dibatasi oleh kesehatan publik. Artinya, mereka yang berdemokrasi tidak boleh menggunakan kekerasan karena dibatasi oleh public safety.
"Jadi tidak boleh lewat jalur kekerasan, kemudian hingga diskriminatif menyerang kelompok-kelompok yang sifatnya pribadi atau personal juga tidak boleh," ucap Yudi Latif.
Berujung Laporan Polisi
Saat ini, pihak yang mengaku diintimidasi sudah melayangkan laporan ke pihak Polda Metro Jaya. Polisi tengah mendalami apakah benar telah terjadi hal seperti diadukan.
"Terkait dengan upaya-upaya intimidasi, persekusi, upaya tidak menyenangkan di CFD kemarin di Bundaran HI dan sekitarnya, kami sangat menyayangkan itu dan kami akan mendalami apakah ada perbuatan melawan hukum atau tidak," tutur Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Mohammad Iqbal di Mabes Polri.
Rekaman video dugaan intimidasi terhadap orang berkaus #DiaSibukKerja saat car free day di Thamrin, Jakarta, menjadi viral. Dalam rekaman itu, sejumlah orang berkaus #2019GantiPresiden mengerubungi dan mengimingi-imingi uang kepada mereka yang mengenakan kaus #DiaSibukKerja.
Rekaman video lainnya juga menggambarkan tindakan intimidasi sejumlah orang terhadap perempuan yang membawa seorang anak. Sang anak bahkan menangis mendapatkan perlakuan tersebut.
Advertisement