Pernyataan PM Israel Netanyahu Bikin Harga Minyak Menguat

Harga minyak menguat usai Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu mengatakan Israel memiliki bukti kalau Iran berbohong soal kemampuan nuklirnya.

oleh Agustina Melani diperbarui 01 Mei 2018, 05:30 WIB
Ilustrasi Tambang Minyak (iStock)

Liputan6.com, New York - Harga minyak menguat usai Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Israel memiliki bukti kalau Iran berbohong soal kemampuan nuklirnya.

Ia pun yakin, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melakukan hal benar meninjau kesepakatan nuklir Iran. Sentimen itu menekan harga minyak pada awal pekan ini.

Harga minyak Brent untuk pengiriman Juni naik 53 sen ke posisi USD 75,17 per barel. Harga minyak Brent yang aktif diperdaganganuntuk pengiriman Juli naik 90 sen ke posisi USD 74,69.

Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) menanjak 47 sen ke posisi USD 68,57 per barel. Pada awal sesi, harga minyakacuan tersebut sempat turun sekitar satu persen.

Harga minyak pun berbalik arah menguat usai Netanyahu mengatakan akan berikan pengumuman soal Iran. "Harga minyak bereaksi terhadappengumuman Netayanhu," ujar Analis Price Futures Group, Phil Flynn, seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa (1/5/2018).

Harga minyak menanjak usai Benjamin Netanyahu mengumumkan Israel punya bukti kalau Iran berbohong soal program nuklirnya usai kesepakatan pada 2015.Iran pun membantah soal itu, dan menyebutnya propaganda.

"Netanyahu mungkin menjadi sentimen hari ini, tetapi masalah yang lebih besar apa yang akan dilakukan Trump terhadap Iran?Apa yang akan dilakukan Iran untuk menanggapinya?Ketidakpastian itu adalah pendorong fundamental, tidak begitu banyak Netanyahu,"ujar Walter Zimmerman, Kepala Riset United-ICAP.

 


Selanjutnya

Ilustrasi Tambang Minyak (iStock)

Hingga 12 Mei, Trump memutuskan apakah akan kembalikan sanksi terhadap Iran yang sudah dicabut usai perjanjian internasional.Adapun harga minyak meningkat pada April ke level tertinggi sejak akhir 2014 didorong kekhawatiran atas potensi gangguan terhadap aliran minyak mentah Iran. Analis mengatakan, pasar sangat sensitif terhadap perkembangan kesepakatan nuklir dan sanksi.

"Hingga 12 Mei, Anda tidak akan melihat koreksi harga minyak yang signifikan. Memberlakukan kembali sanksi oleh AS belumjadi keputusan," ujar Analis PVM Oil Associates, Tamas Verga.

Sementara itu, produksi minyak mentah AS melonjak 260 ribu barel per hari menjadi 10,26 juta barel per hari pada Februari. Angkaitu termasuk rekor tertinggi.

Perkembangan produksi minyak shale AS, Marathon Petroleum Corp setuju membeli Andeavor lebih dari USD 23 miliar. Hubungan terbesarantara penyuling AS itu akan memberikan peningkatan akses ke pasar ekspor yang terus berkembang.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya