Dolar AS Perkasa, Harga Emas Merosot

Harga emas tertekan pada awal pekan ini didorong indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang mencatatkan penguatan terbaik selama sebulan.

oleh Agustina Melani diperbarui 01 Mei 2018, 07:30 WIB
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, New York - Harga emas tertekan pada awal pekan ini didorong indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang mencatatkan penguatan terbaik selama sebulan.

Harga emas untuk pengiriman Juni turun USD 4,2 atau 0,3 persen ke posisi USD 1.319,20 per ounce. Sepanjang April 2018, harga emas untuk pengiriman Juni merosot 0,6 persen.

Indeks dolar AS naik 0,2 persen menjadi 91,78. Pergerakan harga emas dapat pengaruhi selera untuk komoditas dalam denominasi dolar AS terutama bagi investor yang menggunakan mata uang lainnya.

Sepanjang April, dolar AS telah menguat terhadap enam mata uang utama lainnya, dan terbesar sejak Februari 2017. Dolar AS telah naik 1,8 persen.

"Indeks dolar AS telah didorong lebih tinggi karena kebijakan the Federal Reserve. The Federal Reserve perlu atasi situasiimbal hasil lebih tinggi," ujar Kepala Riset Think Markets, Naeem Aslam, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Selasa (1/5/2018).

The Federal Reserve melakukan pertemuan selama dua hari yang dimulai pada Selasa waktu setempat. The Federal Reserve dijadwalkan pada Rabu waktu setempat untuk memutuskan kebijakan moneter soal suku bunga.

Diperkirakan, suku bunga the Federal Reserve tetap. Selain itu, the Federal Reserve diprediksi masih berada di jalur sama untuk menaikkan suku bunga lagi sebanyak dua kali pada 2018.Namun, langkah the Federal Reserve dinilai sebagian pelaku pasar terlalu lambat untuk mengimbangi meningkatnya risiko inflasi.

Terkait rilis data ekonomi, pengukur pengeluaran konsumsi pribadi atau indeks PCE mencapai target the Federal Reserve untuk pertama kali dalam setahun. Hal ini berpotensi memberi sinyal peningkatan lebih cepat untuk suku bunga Amerika Serikat.

"Hari yang sulit untuk emas dengan indeks PCE, barometer inflasi the Federal Reserve naik menjadi dua persen dari 1,7 persen pada Februari," ujar Jeff Wright, Wakil Presiden Eksekutif Gold Mining Inc.

 


Selanjutnya

Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Ia menambahkan, pergerakan harga emas juga akan dipengaruhi pernyataan the Federal Open Market Committee (FOMC) pada Rabu pekan ini. Hasil pertemuan FOMC juga akan memberikan petunjuk mengenai seberapa banyak kenaikan suku bunga pada 2018.

"Pada akhir pekan ini juga akan rilis data ketenagakerjaan AS yang berdampak terhadap harga emas. Sementara, emas berada di bawah tekanan saat ini.Harga emas akan bergerak di kisaran USD 1.300 dan akan naik ke posisi USD 1.400 pada akhir tahun," ujar Wright.

Investor juga mengamati imbal hasil surat utang AS bertenor 10 tahun yang sempat naik di atas tiga persen untuk pertama kali sejak 2014. Akan tetapi, imbal hasil surat utang AS kembali tergelincir di bawah level psikologis.

Sementara itu, harga logam lainnya antara lain perak untuk pengiriman Juli melemah 9,6 sen atau 0,6 persen menjadi USD 16.401 per ounce. Harga perak naik 0,8 persen sepanjang April 2018 dan termasuk paling aktif.

Harga tembaga untuk pengiriman Juli mendaki 0,2 persen ke posisi USD 3.0740 per pound. Harga tembaga menguat 1,6 persen sepanjang April.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya