Peringati May Day, KSPI dan FSPMI Akan Deklarasikan Dukung Prabowo

Ribuan buruh dijadwalkan memenuhi Istora Senayan untuk merayakan Hari Buruh Internasional atau May Day 2018, Selasa (1/5/2018).

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 01 Mei 2018, 11:10 WIB
Ribuan buruh dijadwalkan memenuhi Istora Senayan untuk merayakan Hari Buruh Internasional atau May Day 2018. (Liputan6.com/Ady Anugrahadi)

Liputan6.com, Jakarta Ribuan buruh dijadwalkan memenuhi Istora Senayan untuk merayakan Hari Buruh Internasional atau May Day 2018, Selasa (1/5/2018). Dalam acara itu, sejumlah organisasi buruh akan mendeklarasikan dukungan pada Prabowo Subianto sebagai Capres 2019.

Pantauan di lokasi, Istora Senayan sudah dihiasi berbagai bendera dari sejumlah organiasi buruh. Antara lain, Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), dan Konfenderasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI).

Di sisi depan sudah tersedia panggung yang terisi alat musik. Ada juga tiga kursi yang dibalut kain hitam. 

Di sudut panggung juga terpampang spanduk bertuliskan "Cabut PP 78/2015", "Stop Perbudakan Modern Berkedok Pemagangan dan Outsourching", dan spanduk dengan kata-kata lainnya.

Ketua May Day Nasional, Riden Hatam Aziz memperkirakan ada 8 ribu buruh yang akan memenuhi kursi-kursi di Istora Senayan. Nantinya, seluruh anggota KSPI akan mendeklarasikan dukungan kepada salah satu calon presiden.

"Karena masuk ke dalam tahun politik, maka kami sebagai rakyat juga memiliki hak politik yang sama dengan WNI lainnya. Kami mengintruksikan kepada angggota kami memilih yang prorakyat dan proburuh," kata dia.

"Dari capres yang muncul kami komunikasikan dan yang siap memenuhi dengan kontrak politik dengan kami (KSPI) ialah Prabowo. Itu juga sesuai dengan hasil dari rapat kerja nasional dua hari kemarin," sambung dia.


Alasan Tak Dukung Jokowi

Ribuan buruh dijadwalkan memenuhi Istora Senayan untuk merayakan Hari Buruh Internasional atau May Day 2018. (Liputan6.com/Ady Anugrahadi)

Riden menjelaskan alasan KSPI memilih Prabowo sebagai calon presiden. Menurut dia, program yang disajikan Jokowi tidak pro terhadap kepentingan rakyat. Antara lain PP 78, dan Perpres 20 Tahun 2018.

"Ini sangat melukai hati kami di indonesia dalam May Day presiden menerbitkan Perpres 20 Tahun 2018. Padahal realitasnya rekan kami banyak yang menganggur," terang dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya