Liputan6.com, Gorontalo - Warga Gorontalo mengenal tokoh legendaris masa silam, yakni Raja Ilato. Penyebar agama Islam di tanah Gorontalo itu mendapat gelar Ju Panggola. Lengkapnya Aulia Ju Panggola, wali yang menyebarkan agama Islam.
"Ju Panggola sesungguhnya adalah gelar, artinya 'tokoh yang dituakan',” jelas Ketua Badan Pengelola Lembaga Pariwisata Banthayo Pobo’ide, Farhan Daulima, kepada Liputan6.com, beberapa waktu lalu.
Adapun Ilato berarti 'kilat'. Ju Panggola diyakini punya keistimewaan, salah satunya mampu menghilang dari pandangan manusia dan dapat muncul seketika jika Negeri Gorontalo dalam keadaan genting. Kesaktian ini muncul dalam sejarah lisan dalam kisah perjuangan melawan Belanda.
Baca Juga
Advertisement
Kisah Ju Panggola memang diwarnai dengan beragam mitos. Orang Gorontalo di zaman dulu mengenal Ju Panggola sebagai kakek tua berjenggot panjang dan berjubah putih yang panjangnya sampai ke lutut.
Ju Panggola meninggalkan ilmu yang diterapkan lewat bela diri. Masyarakat Gorontalo menyebutnya langga. Semasa masih hidup, Ju Panggola mewariskan ilmu itu kepada murid-muridnya dengan cara meneteskan air mata pada mata mereka. Setelah itu sang murid akan menguasai ilmu bela diri tersebut melalui mimpi atau pun bergerak sendiri.
Atas jasa-jasanya untuk Gorontalo dan masyarakat luas, Ju Panggola Raja Ilato mendapat gelar adat “Ta Lo’o Baya Lipu” atau orang yang berjasa kepada rakyat”, sebagai lambang kehormatan dan keluhuran negeri.
Makam Keramat Ju Panggola
Setiap jelang Ramadan, makam Ju Panggola ramai dikunjungi peziarah. Lokasinya di Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo. Sejak bulan Rajab dan Syaban, terus menjadi lokasi tujuan peziarah dari penjuru Gorontalo. Sudah bergenerasi, warga berziarah ke makam ini bersama dengan keluarga.
Sebagian warga Gorontalo masih menganggap makam Ju Pangola ini keramat lantaran jejak sejarah dan masa lalu sang tokoh. Konon terdapat tanah putih yang hanya ada di makam Ju Panggola saja.
"Tanah putih di makamnya Ju Panggola diambil untuk dan disimpan di dalam rumah dengan izin Allah, agar terhindar dari penyakit dan juga santet dan meperlancar rezeki," kata Hendrik Otane, salah satu peziarah. "Bukan syirik tetapi tanah ini sebagai perantara saja."
Makam Ju Panggola Raja Ilato tak hanya ramai saat jelang Ramadan. Setiap hari Kamis dan Jumat banyak sekali peziarah yang datang. Pada jelang Ramadan ini hampir setiap hari ada peziarah.
Advertisement