Inflasi April 0,1 Persen, IHSG Melemah Terbatas

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bervariasi dengan kecenderungan melemah pada sesi pertama perdagangan saham Rabu pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 02 Mei 2018, 12:21 WIB
Pengunjung mengambil foto layar indeks harga saham gabungan yang menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Sebelumnya, Perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin.(Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bervariasi dengan kecenderungan melemah pada sesi pertama perdagangan saham Rabu pekan ini. IHSG melemah terbatas usai pengumuman inflasi April 2018 sebesar 0,1 persen.

Pada penutupan perdagangan saham sesi pertama, Rabu (2/5/2018), IHSG melemah tipis 2,98 poin atau 0,05 persen ke posisi 5.991,60. Indeks saham LQ45 susut 0,02 persen ke posisi 958,20.

Sebagian besar indeks saham acuan melemah.Pada sesi pertama, IHSG berada di level tertinggi 6.012,93 dan terendah 5.970,39. Sebanyak 194 saham melemah sehingga menekan IHSG. 156 saham menguat sehingga menahan pelemahan IHSG. 105 saham diam di tempat.Transaksi perdagangan saham cukup ramai.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 312.535 kali dengan volume perdagangan 5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 4,2 triliun. Investor asing lepas saham Rp 188,18 miliar di pasar regular. Tercatat posisi dolar Amerika Serikat menguat di kisaran Rp 13.942.Sektor saham pun sama-sama menguat dan tertekan.

Sektor saham aneka industri naik 1,81 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham tambang menguat 1,6 persen dan sektor saham infrastruktur mendaki 0,79 persen.

Sementara itu, sektor saham pertanian merosot 1,42 persen dan sektor saham perdagangan tergelincir 0,94 persen.Saham-saham catatkan penguatan antara lain saham BUMI naik 11,67 persen ke posisi Rp 268 per saham, saham INDY menguat 10,56 persen ke posisi Rp 3.770 per saham, dan saham POLY menanjak 8,55 persen ke posisi Rp 165 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham SOCI melemah 7,63 persen ke posisi Rp 218 per saham, saham HELI merosot 7,41 persen ke posisi Rp 200 per saham, dan saham TRAM susut 6,13 persen ke posisi Rp 306 per saham.

Bursa saham Asia sebagian besar tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 0,67 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi susut 0,36 persen, indeks saham Jepang Nikkei turun 0,25 persen, indeks saham Thailand tergelincir 0,31 persen, indeks saham Shanghai merosot 0,46 persen, dan indeks saham Taiwan susut 0,47 persen. Sementara itu, indeks saham Singapura menguat 0,11 persen.

IHSG melemah terbatas ini terjadi di tengah rilis data ekonomi inflasi. Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan tingkat inflasi pada April 2018 sebesar 0,1 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan inflasi Maret 2018 yang sebesar 0,2 persen namun lebih tinggi dibandingkan April 2017 yang sebesar 0,09 persen.

Untuk inflasi tahun kalender sebesar 1,09 persen. Sedangkan inflasi tahun ke tahun (year on year) sebesar 3,41 persen."Jika dibandingkan periode yang sama, pada April 2017 memang April ini sedikit lebih tinggi dibanding 2017 yang 0,09 persen. Sedangkan dibandingkan April 2016, mengalami deflasi sebesar -0,45 persen," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti di Kantor BPS, Jakarta, Rabu 2 Mei 2018.

 

 


IHSG Sempat Sentuh 6.000 pada Awal Sesi

Suasana pergerakan perdagangan saham perdana tahun 2018 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona positif pada pembukaan perdagangan Rabu ini. Sektor aneka industri mendorong penguatan IHSG pada perdagangan hari ini.

Pada pembukaan perdagangan Rabu 2 Mei 2018 pukul 09.00, IHSG naik 12 poin atau 0,20 persen ke posisi 6.006,41. Indeks saham LQ45 ikut menghijau dengan penguatan 0,20 persen ke posisi 960,18.

Sebanyak 126 saham menguat, 76 saham turun, dan 91 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham pagi ini sebanyak 23.029 kali, dengan volume 352 miliar saham dan senilai Rp 363 miliar.

Investor asing tercatat melakukan aksi beli di pasar reguler senilai Rp 10 miliar. Sementara kurs rupiah diperdagangkan Rp 13.941 per dolar AS.Sebagian besar sektor saham menanjak. Saham aneka industri berada di puncak dengan kenaikan 0,83 persen. Disusul sektor saham keuangan menguat 0,36 persen, dan saham industri dasar naik 0,35 persen.

Adapun saham-saham yang mencetak penguatan signifikan, yakni saham NICK melonjak 70 persen ke posisi 340. Saham DFAM menjulang 24,43 persen menjadi 326, dan saham PGLI melaju 21 persen menjadi 210.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya