Surya Paloh: Perang Tagar Pilpres Bukan Dialektika Romantika Biasa

Surya Paloh menilai persepsi publik terhadap demokrasi harus berubah bila tak ingin menjelma menjadi bom waktu.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 02 Mei 2018, 12:30 WIB
Ketum Partai Nasdem, Surya Paloh memberi pidato saat Rakernas IV Partai Nasdem di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (15/11). Jokowi secara resmi ditetapkan menjadi calon presiden dari Partai Nasdem untuk Pilpres 2019. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh, berkomentar soal perang kaus antara dua kubu berseberangan yang memunculkan gesekan di Car Free Day Thamrin beberapa waktu lalu. Menurut dia, perbedaan pilihan politik yang menimbulkan intimidasi, tak bisa dikategorikan dialektika biasa.

"Ini tidak bisa kita anggap dialektika romantika biasa. Ketika tingkat pemahaman belum mampu membedakan batas koridor ruang lingkup mengekspresikan yang berbeda," kata Surya di Gedung Akademi Bela Negara, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (2/5/2018).

Ia berpendapat, masyarakat pada umumnya hanya memahami demokrasi sebatas perbedaan. Karenanya, Surya cemas melihat gejala itu.

Ia khawatir mudarat yang timbul lebih besar ketimbang manfaat. Apalagi, lanjut dia, bila masyarakat tidak segera mengubah persepsi.

"Demokrasi tidak hanya mengenal arti perbedaan tapi juga bisa diwujudkan merangkul, merangkum satu perbedaan menjadi satu kebersamaan," jelas Surya.

 


Minta Pesannya Direnungkan

Ketum Partai Nasdem, Surya Paloh memberi pidato saat Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV Partai Nasdem di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (15/11). Acara ini juga sekaligus sebagai peringatan HUT ke-6 Partai Nasdem. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Surya menekan, agar pesannya direnungkan khalayak. Jika tidak, dia meramalkan ada bom waktu yang bisa meledak kapan saja.

"Jadi saya perlu mengingatkan bangsa ini sedang mengalami masalah yang besar. Bagaimana api dalam sekam yang bisa meledak tiap saat, Ini harus jadi renungan," dia memungkasi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya