Singkirkan China, Turis Malaysia Dominasi Kunjungan di Maret

Secara kumulatif, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia pada periode Januari-Maret 2018 sebanyak 3,67 juta kunjungan.

oleh Septian Deny diperbarui 02 Mei 2018, 13:15 WIB
Turis mancanegara berjalan di kawasan Monumen Ground Zero di Jalan Legian, Kuta, Bali. (Yudha Maruta/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan jumlah kunjungan wisatawan mencanegara (wisman) asal Malaysia meningkat signifikan selama Maret 2018. Bahkan jumlah kunjungan tersebut lebih tinggi dibandingkan wisman asal China.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti mengatakan, jumlah kunjungan wisman asal Malaysia pada Maret 2018 mencapai 250.944. Angka ini lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada 2017 yang sebesar 172.097 kunjungan.

Sedangkan jumlah kunjungan wisman asal China pada Maret 2018 sebesar 180.454 kunjungan, naik dibandingkan Maret 2017 yang sebesar 147.016 kunjungan.

"Kalau beberapa bulan lalu yang dominasi wisman Tiongkok (China), tapi Maret ini didominasi oleh Malaysia," ujar dia di Kantor BPS, Jakarta, Rabu (2/5/2018).

Yunita menjelaskan, kenaikan kunjungan wisman asal Malaysia ini seiring adanya penambahan rute penerbangan oleh sejumlah maskapai lokal, seperti Citilink dan Wings Air.

‎"Karena adanya pembukaan flight baru mulai 25 Maret dengan rute Jakarta-Penang, itu Citilink. Dan juga pembukaan flight baru Pontianak-Miri pada 15 Maret, itu Wings Air‎. Selain pembukaan rute baru, juga ada festival di Singkawang pada pertengahan maret terkait perayaan Cap Go Meh, ini yang menambah di Maret," kata dia.

Secara umum, jumlah kunjungan wisman pada Maret 2018 mencapai 1,36 juta kunjungan. Angka ini naik sebesar 28,76 persen dibandingkan jumlah kunjungan wisman pada Maret 207 yang berjumlah 1,06 juta kunjungan.

Sementara jika dibandingkan Februari 2018, jumlah kunjungan wisman Maret 2018 mengalami kenaikan sebesar 13,62 persen.

"Kenaikan 13,62 persen, kenaikan cukup signifikan pada Maret ini lebih dipengaruhi oleh kondisi Bali yang mulai recovery. Kalau bulan lalu masih ada dampak dari Gunung Agung meletus‎. Pada Juli-Agustus (2017) sempat mencapai 1,3 juta, lalu mengalami penurunan karena Gunung Agung yang meletus. Mulai Desember 2017 mulai recovery. sekarang kondisi normal," tandas dia.

Sedangkan secara kumulatif, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia pada periode Januari-Maret 2018 sebanyak 3,67 juta kunjungan, atau naik 14,87 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu‎ yang sebesar 3,19 juta kunjungan.

Tonton Video Ini:


BPS: Inflasi April 2018 Sebesar 0,1 Persen

Seorang turis mengabadikan gambar seniman bermain alat musik tradisional di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (7/1/2016). Para turis akan melanjutkan perjalanan menuju Semarang dan pemberhentian terakhir yaitu Bali. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, tingkat inflasi pada April 2018 sebesar 0,1 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan inflasi Maret 2018 yang sebesar 0,2 persen namun lebih tinggi dibandingkan April 2017 yang sebesar 0,09 persen.

Untuk inflasi tahun kalender sebesar 1,09 persen. Sedangkan inflasi tahun ke tahun (year on year) sebesar 3,41 persen.

"Jika dibandingkan periode yang sama, pada April 2017 memang April ini sedikit lebih tinggi dibanding 2017 yang 0,09 persen. Sedangkan dibandingkan April 2016, mengalami deflasi sebesar -0,45 persen," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti di Kantor BPS, Jakarta, Rabu (2/5/2018).

Menurut dia, inflasi pada April ini dipengaruhi oleh panen raya pada sejumlah bahan kebutuhan pokok masyarakat, khususnya beras.

"Secara umum perkembangan harga konsumen pada April dipengaruhi oleh panen raya yang sebetulnya mulai bulan lalu sudah terlihat," kata dia.

Yunita menjelaskan, dari 82 kota IHK, sebanyak 54 kota mengalami inflasi. Sedangkan 28 kota mengalami deflasi.

"Inflasi tertinggi berada di Merauke sebesar 1,32 persen, inflasi terendah yaitu Padang dan Kudus sebesar 0,01 persen. Sedangkan deflasi tertinggi yaitu Tual -2,26 persen, dan deflasi terendah berada di Medan, Bandar Lampung dan Tegal sebesar -0,01 persen.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya