Liputan6.com, Washington - Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) mempertahankan suku bunga.Hal itu diputuskan usai pertemuan dilakukan dalam dua hari ini.
Hasil pertemuan the Fed itu juga menunjukkan keyakinan kenaikan inflasi mendekati target the Fed. Kondisi itu membuat spekulasi suku bunga akan naik pada pertemuan the Fed Juni 2018.
The Fed mempertahankan suku bunga dalam kisaran 1,5 persen-1,75 persen. Investor memperkirakan the Fed mempertahankan suku bunga pada awal Mei ini. Sebelumnya the Fed telah menaikkan suku bunga pada Maret 2018.
Baca Juga
Advertisement
Pasar saham dan imbal hasil surat utang atau obligasi sebagian besar tidak terpengaruh oleh keputusan the Fed tersebut. "Kami melihat pernyataan the Fed hambar, dan pandangan mereka kira-kira seimbang," ujar Market Strategist Stone and McCarthy Research Associates, John Canavan, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (3/5/2018).
Para pejabat the Fed menekankan perlambatan pertumbuhan ekonomi dan pekerjaan baru-baru ini.The Fed mengatakan, kalau rata-rata sektor tenaga kerja dan aktivitas bisnis menguat dalam beberapabulan terakhir. The Fed juga menyatakan, kalau inflasi telah bergerak dekat sesuai target dan dalam 12 bulan akan mendekati angka dua persen.
Selanjutnya
The Fed optimistis terhadap pandangan ekonominya termasuk investasi bisnis yang terus tumbuh kuat. Chairman the FedJerome Powell mempertahankan kebijakan moneternya dalam jangka pendek. Ia akan menaikkan suku bunga secara bertahap dan hadapi ekonomi kuat yang belum memicu lonjakan inflasi.
Namun, rilis data ekonomi pada Senin menunjukkan kenaikan harga mendekati target inflasi the Fed dua persen. The Fedprediksi inflasi melonjak 1,9 persen dalam 12 bulan pada Maret. Angka itu terbesar sejak Februari 2017. The Fed pun mengantisipasi kenaikan inflasi dan menegaskan kalau target inflasi bukan batas.
Bank sentral AS pun meramal suku bunga akan naik lagi sebanyak dua kali pada 2018. Kemungkinan juga mencapai tiga kali. Investormengharapkan kenaikan suku bunga dapat terjadi pada pertemuan 12-13 Juni 2018.
Bank sentral AS telah mengetatkan kebijakan moneternya sejak Desember 2015. Kemudian menaikkan suku bunga sebanyak sekali pada 2016.Pada 2017, suku bunga the Fed naik tiga kali di tengah ekonomi dan pasar tenaga kerja menguat.
Meskipun pertumbuhan ekonomi melambat menjadi 2,3 persen pada kuartal I 2018, ekonomi AS cenderung melemah dalambeberapa tahun terakhir. Pertumbuhan tenaga kerja pun melambat. Kenaikan diperkiraka terjadi dalambeberapa bulan mendatang yang didorong hasil keputusan Presiden AS memangkas pajak pemerintah dan stimulus fiskal.
Saat ini ekonomi terus tumbuh. Tingkat pengangguran pun mencapai 4,1 persen terendah dalam 17 tahun. Diprediksi,upah akan semakin tinggi usai alami perlambatan dalam periode panjang.
Dalam pertemuan the Fed juga tidak menyebutkan risiko ekonomi yang ditimbulkan oleh meningkatnyaketegangan perdagangan antara AS dan negara lain terutama China. The Fed cenderung wait and seeketimbang memberikan komentar yang dapat berpotensi timbulkan dampak negatif.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement