Amerika Serikat Transfer Satu Tahanan Guantanamo ke Penjara di Arab Saudi

Ahmed al-Darbi (43) merupakan tahanan pertama yang keluar dari Guantanamo pada era pemerintahan Donald Trump. Ia dikirim ke penjara di Arab Saudi.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 03 Mei 2018, 08:42 WIB
Tahanan penjara Guantanamo (Wikimedia Commons)

Liputan6.com, Washington, DC - Amerika Serikat di bawah pemerintahan Donald Trump mengambil langkah besar pertama yang berkaitan dengan tahanan di penjara militer Guantanamo Bay, Kuba. Bukannya membawa tahanan baru ke sana, narapidana dari pulau itu justru dipindahkan ke Arab Saudi.

Berita yang dianggap mengejutkan itu dimuat dalam pengumuman Pentagon. Disebutkan bahwa mereka telah menyelesaikan transfer Ahmed al-Darbi (43), seorang anggota Al Qaeda yang telah mengaku bersalah atas kejahatan perang. Darbi juga bersaksi melawan anggota Al Qaeda lainnya.

Menurut McClatchy, Darbi dijemput oleh pesawat pemerintah Arab Saudi pada Selasa malam dan dibawa ke pusat penahanan di kerajaan itu, di mana ia kemungkinan akan tinggal hingga menyelesaikan hukumannya pada 2027.

Seperti dikutip dari The Guardian, Kamis (3/5/2018), dibawa keluarnya Darbi telah mengurangi jumlah total tahanan Guantanamo menjadi 40 orang.

Darbi merupakan warga negara Arab Saudi. Ia ditangkap di Baku, Azerbaijan, dan diserahkan ke militer Amerika Serikat di Afghanistan pada 2002. Ia mengaku bersalah pada 2014 dan dijatuhi hukuman penjara selama 13 tahun. Demikian dilansir Miami Herald.

Sementara itu, pada Rabu, Menteri Pertahanan Amerika Serikat Jim Mattis menyampaikan rancangan aturan yang disebutnya sebagai "kebijakan terbaru" terkait dengan transfer tahanan baru ke Guantanamo. Menurut Mattis, kebijakan itu akan memberikan "militer panduan soal tahanan yang akan ditransfer ke Guantanamo".

 

Saksikan video pilihan berikut ini:


Mengaku Bersalah

Ahmed al-Darbi (43), tahanan pertama yang keluar dari Guantanamo pada era pemerintahan Donald Trump (Ramzi Kassem via AP, File)

Dalam kesaksian yang disumpah, Darbi menggambarkan dirinya sebagai seorang jihadis al-Qaeda dan di muka pengadilan, ia mengidentifikasi lingkaran dalam Osama bin Laden melalui sejumlah foto. Darbi dihukum karena perannya sebagai seorang penyedia peralatan navigasi, termasuk perahu, untuk digunakan dalam misi al-Qaeda menyerang kapal komersial di dan sekitar perairan Semenanjung Arab.

Selain itu, Darbi juga bersaksi bahwa dia telah disiksa di dalam penjara Amerika Serikat seperti dimasukkan ke sel isolasi, dilarang tidur, menjalani interogasi tanpa istirahat di sebuah ruangan berbau urine dan muntahan, serta berbagai tekanan lainnya.

Setelah kesaksiannya, hari-hari Darbi jadi lebih baik. Ia mendapat tempat khusus yang terpisah dari tahanan lainnya, juga serangkaian keistimewaan. Darbi dapat berkebun, melukis, belajar bahasa Inggris, menonton film, bahkan mendapat sebuah kulkas yang dipenuhi makanan.

Tidak hanya itu, sebagai bagian dari pengakuannya, jaksa juga setuju mengembalikan dia ke tanah airnya pada 20 Februari 2018. Namun, terjadi penundaan hingga akhirnya ia benar-benar dipulangkan.

Darbi adalah saudara ipar Khalid al Mihdhar, salah satu warga negara Arab Saudi yang membajak American Airlines 77, pesawat penumpang yang menabrak Pentagon pada 11 September 2001.

Pengacara Darbi, Ramzi Kassem, mengatakan pada Rabu malam bahwa Darbi akan melihat istri dan dua anaknya pada "hari pertamanya atau kedua di Arab Saudi. Ini akan menjadi kali pertamanya melihat mereka selama lebih dari 16 tahun terakhir.

Selama masa kampanye pemilu presiden, Donald Trump, berkoar-koar akan kembali mengisi Guantanamo. Ia sangat kritis dengan pendahulunya, Barack Obama, yang berupaya menutup penjara militer tersebut.

Sejauh ini belum ada tahanan baru yang tiba di Guantanamo.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya