Liputan6.com, Jakarta Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto bertamu ke Kantor Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Republik Ceko, Rabu 2 Mei 2018. Airlangga beserta rombongan disambut Wakil Menteri Perindustrian dan Perdagangan Ceko Vladimir Bartl dan jajarannya.
Mereka membahas kerja sama perdagangan antara Indonesia dan Ceko. Baik Indonesia maupun Ceko ingin agar kerja sama yang sudah terjalin bisa semakin erat, terutama terkait barang-barang hasil industri yang dihasilkan dua negara sahabat ini. "Indonesia sendiri menargetkan peningkatan volume perdagangan antar kedua negara sebanyak dua kali lipat," kata Airlangga.
Advertisement
Adapun beberapa kerja sama industri antara Indonesia dan Ceko yang sudah berjalan, yakni ekspor gelas dan kristal dari Indonesia ke Ceko. Kemudian Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan aerospace termasuk untuk komponen, serta maintenance, repair, and overhaul (MRO).
"Ceko ingin bermitra dengan Indonesia dalam mengembangkan industri berbasis mineral, misalnya pertambangan," ucap Airlangga.
Tak hanya itu, kata Airlangga, Indonesia dan Ceko sepakat untuk menjadikan masing-masing negara sebagai gerbang masuknya investasi.
Indonesia ingin menjadikan Ceko sebagai pintu masuk produk-produk Tanah Air ke negara-negara Uni Eropa, Austria, Belanda, Belgia, Bulgaria, Denmark, Estonia, Finlandia, Hongaria, Inggris Raya dan lainnya. "Sementara Ceko ingin Indonesia sebagai gerbang pasar ASEAN untuk produk-produk Ceko," tuturnya.
Lewat kerja sama ini, Indonesia berharap Ceko menjadi salah satu negara yang menyerap produksi industri baja nasional. Seperti yang sudah dibahas dalam pertemuan sebelumnya, Indonesia melakukan kerja sama bilateral dengan Ceko untuk penguatan industri pertahanan.
Indonesia dan Ceko memang memiliki potensi besar untuk menjalin hubungan yang lebih erat, khususnya untuk industri pertahanan. Terutama di bidang alat utama sistem persenjataan (alutsista), sebab Indonesia memiliki prospek pasar dan daya saing cukup baik. Misalnya, PT Pindad (Persero) yang telah mumpuni dalam merancang dan membuat kendaraan tempur, persenjataan, dan amunisi.
"Penguatan daya saing alutsista pertahanan nasional semakin dipacu melalui kegiatan penelitian, pengembangan dan rekayasa yang dilakukan kerjasama antara Kementerian Perindustrian dan Tentara Nasional Indonesia," ujar dia.
Industri pesawat perintis
Airlangga menuturkan, salah satu kerja sama yang ingin dijajaki adalah pengembangan industri pesawat perintis di Indonesia. Sebagai negara kepulauan, Indonesia dianggap sangat potensial untuk industri pesawat perintis ini. Sehingga, kerja sama industri pesawat perintis antara Indonesia dan Ceko ini dianggap sangat cocok.
"Ceko mempunyai kekuatan dalam pengembangan pesawat perintis, dan begitupun Indonesia sebagai negara kepulauan juga mengembangkan industri ini," ucap Airlangga.
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan lebih dari 17.500 pulau, yang sulit dihubungkan melalui jalur darat. Pesawat perintis ini diproyeksikan menjadi transportasi andalan untuk penghubung antar pulau di Tanah Air. Terlebih, banyak daerah di Indonesia yang tak memiliki bandara besar. Maka, industri pesawat perintis akan sangat dibutuhkan. "Republik Ceko berharap bisa berkolaborasi dengan Indonesia soal industri pesawat perintis ini."
Reporter: Rohimat Nurbaya
Sumber: Merdeka.com
Advertisement