Menteri Luar Negeri China Adakan Kunjungan 'Langka' ke Korea Utara

Kunjungan Wang Yi itu merupakan kontak tingkat tinggi resmi pertama antara Beijing dan Pyongyang sejak KTT Korea Utara-Korea Selatan.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 03 Mei 2018, 17:02 WIB
Menteri Luar Negeri China Wang Yi dan Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong-ho (AP Photo/Jon Chol Jin)

Liputan6.com, Pyongyang - Menteri Luar Negeri China Wang Yi memuji komitmen Korea Utara terkait denuklirisasi. Hal tersebut diungkapkan diplomat top Tiongkok tersebut dalam lawatannya ke Pyongyang pada hari Rabu, 3 Mei 2018.

Kunjungan Wang Yi itu merupakan kontak tingkat tinggi resmi pertama antara Beijing dan Pyongyang sejak KTT Korea Utara-Korea Selatan pada Jumat, 27 April 2018. Dalam pertemuan puncak tersebut, Kim Jong-un dan Presiden Moon Jae-in menyetujui agenda perdamaian dan denuklirisasi Semenanjung Korea.

Menyusul keberhasilan KTT tersebut, Kim Jong-un diagendakan melangsungkan pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Detail soal tatap muka keduanya belum diumumkan ke publik, baik waktu atau lokasi pertemuan.

"China memuji perubahan positif yang baru-baru ini terjadi di Semenanjung Korea. Kami sepenuhnya mendukung komitmen Korea Utara yang bertujuan denuklirisasi," kata Wang Yi seperti dilansir Kementerian Luar Negeri China dan dikutip CNN, Kamis (3/5/2018).

Kedatangan Wang Yi ke Korea Utara, menandai kunjungan pertama menteri luar negeri China ke Pyongyang, sejak tahun 2007. Fakta ini dinilai menunjukkan indikasi betapa cepatnya hubungan antara kedua sekutu menghangat dalam beberapa bulan terakhir.

Pada bulan Maret, sebelum KTT Korea Utara-Korea Selatan berlangsung, Kim Jong-un melakukan lawatan "mendadak" ke Beijing, di mana ia bertemu dengan Presiden Xi Jinping. Secara luas, peristiwa itu ditafsirkan sebagai penegasan kembali aliansi diplomatik lama kedua negara.

Hubungan Korea Utara dengan China diliputi ketegangan setelah Kim Jong-un "membersihkan" sejumlah pejabat yang dekat dengan Beijing, termasuk pamannya sendiri, Jang Song-thaek.

Ketegangan meningkat pada tahun 2017 setelah serangkaian uji coba rudal yang dilakukan Korea Utara, membuat China kesal dan memicu jatuhnya sejumlah sanksi PBB yang menargetkan sumber penghasil uang tunai Korea Utara.

Pemulihan hubungan diplomatik diharapkan secara resmi akan dilakukan dalam beberapa bulan mendatang, tepatnya saat Kim Jong-un dan Xi Jinping bertatap muka untuk kedua kalinya. Kali ini, menurut sejumlah sumber, pertemuan akan berlangsung di Pyongyang.

Jika kelak pertemuan tersebut terwujud, maka momen itu akan menandai kunjungan pertama Xi Jinping ke Korea Utara sejak ia berkuasa pada 2012.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:


Tahap Baru Hubungan China-Korea Utara

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berjabat tangan dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in saat menggelar pertemuan di Peace House, Panmunjom, Korea Selatan, Jumat (27/4). Keduanya membahas terkait nuklir Korea Utara. (Korea Summit Press Pool via AFP)

Di Pyongyang, Wang Yi bertemu dengan mitranya, Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Hong-yo. Keduanya berbincang di Mansudae Assembly Hall. Demikian menurut media pemerintah Korea Utara, KCNA.

Kedua diplomat tersebut dilaporkan membahas rencana untuk membawa hubungan China-Korea Utara ke "tahap baru".

Selain itu, Wang Yi juga mengunjungi Sino-Korean Friendship Tower di Pyongyang. Ia sempat mengheningkan cipta untuk mengenang tentara China yang tewas dalam Perang Korea.

Lebih dari 130.000 tentara China tewas dalam Perang Korea setelah mereka datang untuk membantu Korea Utara pada tahun 1950.

Wang Yi tidak lupa memberikan penghormatan kepada dua mantan pemimpin Korea Utara, Kim Il-sung dan Kim Jong-il, dengan mempersembahkan karangan bunga di patung mereka.

Menteri Luar Negeri China itu menegaskan bahwa pihaknya bersedia menjalankan tugasnya dalam isu denuklirisasi dan perdamaian di Semenanjung Korea.

"China ingin memperkuat komunikasinya dengan Korea Utara dan terus memainkan peran positif dalam proses penyelesaian masalah Semenanjung (Korea) secara politik," tegas Wang.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya