Awas, Ini 5 Kisah Horor terkait Efek Samping Obat Kuat Viagra

Viagra dikaitkan dengan setidaknya 522 kematian pada tahun pertamanya diluncurkan di pasaran.

oleh Elin Yunita KristantiTeddy Tri Setio Berty diperbarui 03 Mei 2018, 20:20 WIB
Ilustrasi obat kuat viagra (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Viagra tercipta dari "kecelakaan". Pil biru berbentuk wajik itu awalnya dirancang sebagai obat darah tinggi dan angina atau nyeri dada akibat kurangnya darah serta oksigen yang menuju jantung.

Namun, obat bikinan Pfizer itu ternyata punya efek samping yang menyenangkan, yakni meningkatkan kehidupan seks terutama bagi para pria. Sejak itu, viagra dikenal sebagai obat kuat.

Keberadaan viagra dianggap anugerah bagi para lelaki, terutama yang mengalami disfungsi ereksi. Namun, tentu saja, ada risiko di balik semua hal yang konon hebat.

Viagra dikaitkan dengan setidaknya 522 kematian pada tahun pertamanya diluncurkan di pasaran. Tapi, para penggunanya tak lantas kapok. Sejumlah lelaki memilih ambil risiko daripada harus hidup tanpa seks.

Obat kuat itu juga dikaitkan dengan sejumlah kejadian mengerikan. Berikut 5 kisah horor yang dipicu viagra, seperti Liputan6.com kutip sebagian dari Listverse, Kamis (3/5/2018):

 

Saksikan video menarik soal viagra berikut ini:


1. Viagra Jadi Senjata Perang

Muammar Khadafi saat pertemuan dengan negara-negara uni afrika. Foto diambil pada 5 Juli 2005 (CRIS BOURONCLE / AFP)

Viagra dikabarkan pernah dijadikan senjata perang. Seperti dikutip dari Guardian, pada 2011, Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Susan Rice menuding pemimpin Libya saat itu, Moammar Khadafi menyediakan suplai viagra ke pasukannya.

Tujuannya diduga untuk mendorong para serdadu melakukan pemerkosaan massal. Klaim soal viagra mengemuka setelah laporan yang dipublikasikan Al Jazeera beberapa bulan sebelumnya.

Media Qatar tersebut mendasarkan laporan tersebut pada keterangan sejumlah dokter di Libya yang mengaku menemukan viagra di kantong para serdadu pro- Khadafi.

Klaim serupa juga pernah disampaikan Luis Moreno-Ocampo, ketua jaksa di Pengadilan Internasional atau International Criminal Court (ICC).

Namun, seperti dikutip dari csmonitor.com, tim penyelidik independen yang dilakukan untuk menyelidiki hal tersebut, termasuk dari Human Rights Watch, mengaku tak menemukan bukti yang menguatkan klaim soal viagra.

Belakangan, Donatella Rovera, peneliti senior Amnesty International mengungkapkan, "Kami tak pernah bicara dengan korban atau siapapun yang pernah bertemu dengan mereka, kecuali seorang dokter yang bicara banyak pada media."

Rovera menambahkan, pihaknya telah meminta dokter tersebut agar ia bisa mempertemukan lembaganya dengan korban. Namun hal itu tak bisa dilakukan.

Adalah fakta sejarah pemerkosaan dijadikan senjata dalam sejumlah perang paling brutal di dunia. Namun, tak ada bukti yang mendukung klaim bahwa viagra diperlakukan sebagai senjata.


2. Ereksi Berujung Amputasi

Ilustrasi penis (iStockphoto)

Upaya Gentil Ramirez untuk membuat kekasih barunya terkesan dengan kemampuannya di ranjang, justru berakhir dengan tragedi. Pada 2013, pria 66 tahun itu menenggak pilkada melampaui dosis.

Akibatnya, ia mengalami ereksi berkepanjangan hingga beberapa hari lamanya. Meski sakit bukan kepalang, Ramirez tak juga pergi ke dokter untuk mendapatkan pertolongan.

Hingga suatu hari, deritanya kian tak tertahankan. Pria asal Kolombia tersebut akhirnya pergi ke rumah sakit.

Alat kelaminnya yang saat itu masih tegak mengalami retak (penile fracture) bahkan mulai menjadi gangren.

Para dokter yang merawatnya berpendapat, cara untuk menyudahi penderitaan Ramirez adalah dengan mengamputasi alat kelaminnya itu.

Rumor pun menyebar di internet, tentang seorang pria Kolombia yang alat kelaminnya diamputasi setelah mengonsumsi viagra.

Merasa kabar tentang dirinya tak benar, Ramirez mengontak media La Nacion, untuk memberitahukan bahwa "asetnya" masih menempel di tubuhnya.

"Pasien memiliki kondisi memar pada buah zakar dan penis, ia mendapatkan perawatan dan berhasil pulih dengan baik," kata Dr Antonio Correa, dokter yang merawatnya, seperti dikutip dari Independent.

Paramedis di rumah sakit yang merawatnya, yang letaknya di Naiva, menjadikan kasus Ramirez sebagai pelajaran. Warga diminta tak mengonsumsi viagra tanpa resep, agar tak mengalami nasib yang sama.


3. Tewas Setelah Bercinta

Ilustrasi Pekerja Seks Komersial (PSK). (iStockphoto)

Hotel cinta (love hotel) menjamur di Jepang. Tempat itu menjadi pelarian bagi orang muda yang merasa tak nyaman memadu kasih di rumah, yang juga ditinggali orangtua mereka.

Love hotel juga populer sebagai tempat selingkuh. Para pelanggan bisa menyewa kamar selama dua atau tiga jam, juga bisa menyewa semalaman penuh.

Tak hanya kasur, kamar yang ada di sana dilengkapi dengan kondom, mainan, dan bahkan kostum.

Pada 2005, seorang pria paro baya membayar jasa pekerja seks komersial (PSK) yang usianya baru 20-an tahun. Pasangan tersebut pun menyewa kamar di love hotel.

Pria tersebut menenggak viagra sebelum bercinta. Saat pasangannya meninggalkan kamar, ia melontarkan candaan pada resepsionis. "Dia kolaps. Sekarang masih istirahat," kata dia.

Mendengar hal tersebut, resepsionis menuju kamar dan memeriksa kondisi tamunya. Ternyata ia tewas.


4. Buta dan Tuli

Hugh Hefner bersama model Crystal Harris dan Karissa Shannon menghadiri pemutaran "Hugh Hefner: Playboy, Activist and Rebel" selama Festival Film Internasional Toronto 2009 di Teater Elgin, Toronto Kanada 12 September 2009 . (Jim Ross/Getty Images/AFP)

Data Badan Administrasi Makanan dan Obat Amerika Serikat atau Food and Drug Administration menyebut, setidaknya ada 43 kasus kebutaan yang dipicu Viagra dan Cialis.

Bahan yang terkandung di dua obat kuat tersebut bisa memblok saraf optik. Dan, tak hanya mereka yang telah sepuh yang berisiko.

Tom Kaulitz, gitaris band Tokio Hotel baru berusia 20 tahun saat bereksperimen dengan viagra pada 2010. Kala itu ia sedang tur di Asia.

Saat bangun pada pagi hari, kepalanya mumet berat, penglihatannya pun terganggu. Saking sakitnya, ia tak sanggup bangun.

Untung, insiden tersebut tak memicu kerusakan permanen. Ia pun pulih. Namun, keberuntungan serupa mungkin tak akan didampingi pria yang lebih dewasa.

Sementara, bos Playboy Hugh Hefner juga disebut-sebut sebagai korban efek samping viagra.

Tinggal di Playboy Mansion, dikelilingi para wanita cantik, tak heran ia merasa perlu mengonsumsi pil biru itu selama bertahun-tahun. Akibatnya, Hefner mengalami gangguan pendengaran.

Menurut beberapa mantan kekasihnya, salah satu telinganya kehilangan kemampuan mendengar.

Satu-satunya cara dia bisa mengerti apa yang orang katakan adalah ketika mereka mendekat ke telinga lainnya, dan bicara keras-keras.

Ada setidaknya 47 kasus lain, di mana pria mengalami tuli gara-gara viagra -- yang efeknya ternyata bisa merusak telinga bagian dalam.


5. Telanjang di Bandara

(Foto: Istimewa)

Pada Januari 2018, seorang pemuda 27 tahun asal Amerika Serikat, Steve Cho berada di Bandara Internasional Phuket, Thailand. Ia sedang menunggu untuk naik pesawat yang akan membawanya ke Korea Selatan.

Entah apa alasannya, ia minum beberapa butir viagra di ruang tunggu. Tentu saja, itu bukan ide yang bagus.

Efek sampingnya tak hanya memicu ereksi yang tidak akan turun selama berjam-jam.

Pil-pil tersebut juga tidak hanya membuat Cho terangsang. Dia bahkan mulai kehilangan akal sehatnya. Jadi tak waras.

Pemuda itu menanggalkan pakaiannya dan telanjang bulat. Pada puncaknya, ia bahkan buang air besar sembarangan di area bandaa.

Ketika penjaga keamanan mencoba menahannya, dia melemparkan kotorannya ke arah aparat. Dia bertindak gila sehingga butuh enam orang untuk mengamankannya. Cho pun akhirnya dilumpuhkan.

Ketika sadar, ia mengaku menenggak banyak viagra dan pingsan. Pemuda itu sama sekali tak ingat ulahnya saat itu. Namun, pelaku tak bisa berkilah. Kamera CCTV merekam kegilaannya.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya