Survei Indikator Politik: Elektabilitas Jokowi Naik, Prabowo Merosot

Elektabilitas Jokowi meningkat dibandingkan saat survei September 2017, yang berada di angka 58.9 persen. Sementara Prabowo, turun dari 31,3 persen.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Mei 2018, 19:43 WIB
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis (29/1/2015). Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Hasil survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan bahwa Presiden Joko Widodo atau Jokowi kembali mengungguli rivalnya, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Elektabilitas Jokowi mencapai 60,6 persen, sementara Prabowo 29,0 persen, sisanya 10,4 persen menyatakan tidak tahu.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi mengatakan, survei yang melibatkan 1.200 responden yang dipilih secara acak ini digelar sebelum Prabowo menerima mandat capres dari Gerindra.

Dari hasil survei ini, kata Burhanuddin, tren elektabilitas Jokowi meningkat dibandingkan saat survei September 2017, yang berada di angka 58.9 persen. Sementara Prabowo, turun dari 31,3 persen.

Namun, "penurunan ini tidak signifikan karena masih dalam rentang margin of error," kata Burhanuddin, saat merilis survei di kantor Indikator, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (3/5/2018). Untuk calon wakil presiden, ketika Jokowi disimulasikan melawan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, elektabilitas Jokowi mencapai 69,2 persen, sedangkan Anies 15,7 persen, dan tidak jawab 15,1 persen.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 


Jokowi Lawan Anies dan Gatot

Presiden Jokowi didampingi Gubernur DKI Anies Baswedan saat meninjau wisma atlet di Kemayoran, Senin (26/2). Peninjauan tersebut dilakukan untuk melihat persiapan wisma untuk menampung para atlet Asian Games 2018. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kalau disimulasikan melawan mantan Panglima TNI Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo, elektabilitas Jokowi mencapai 70.7 persen dibanding Gatot yang hanya memperoleh 14.5 persen, dan tidak jawab 14.8 persen.

Burhanuddin menilai, ketika Jokowi tidak melawan Prabowo, belum tentu tokoh lainnya akan mendapatkan limpahan suara pendukung Prabowo. Hasil ini menunjukkan bahwa ada pendukung Prabowo yang bisa mendukung Jokowi.

"Data clear kalau Prabowo tidak maju, tidak serta-merta lari ke anyone but Jokowi," tandas Burhanuddin.

Survei yang digelar pada 25-31 Maret 2018 dilakukan dengan metode multistage random sampling, dengan wawancara tatap muka langsung dan quality control 20 persen dari semua sampel.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya