Untuk Jadi Juara, MU Butuh Guardiola

Menurut Yorke, taktik Mourinho telah merusak tradisi MU.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Mei 2018, 20:15 WIB
Pelatih Manchester City, Pep Guardiola (AFP/Paul Ellis)

Liputan6.com, Manchester - Legenda Manchester United (MU), Dwight Yorke, menganalisis kegagalan mantan timnya jadi juara Liga Inggris. Menurut Yorke, hal itu terjadi karena pelatih-manajer Jose Mourinho telah merusak tradisi permainan MU.

Mourinho memang dikenal sebagai pelatih yang memiliki pendekatan untuk memenangkan pertandingan dengan segala cara. Dia tak peduli, meski harus bermain defensif dan membosankan.

Yorke menyebut, apa yang dilakukan Mourinho membuat MU kehilangan peluang jadi juara. Yorke lalu menyebut, nama pelatih Manchester City, Pep Guardiola, yang disebutnya bisa membuat para pemain MU menyuguhkan permainan menyerang yang agresif jika situasinya terbalik.

"Lihat saja Manchester (City) yang lain. Jangan berani berkata pada saya bahwa pemain mereka lebih superior daripada MU. Lihat saja Anthony Martial, Marcus Rashford, Jesse Lingard, lihat Alexis Sanchez dan Romelu Lukaku. Kami mempunyai barisan penyerang yang sangat kuat," ujar Yorke, seperti dikutip tribal football.

Bahkan, tidak tanggung-tangung, Yorke menilai Guardiola bisa mempersembahkan gelar juara Liga Inggris dengan skuat MU yang saat ini. Hal itu dilakukan dengan memainkan strategi menyerang di setiap laga dengan komposisi pemain yang sebenarnya sudah cukup mumpuni.

"Saya rasa mereka (MU) pasti menjadi juara liga karena mereka berada satu langkah di depan, memainkan sepak bola menyerang," ujarnya.

 


Perbedaan Dua Manchester

Penyerang Manchester United, Anthony Martial, melewati pemain Arsenal, Hector Bellerin, pada laga Premier League di Stadion Old Trafford, Senin (30/4/2018). Manchester United menang 2-1 atas Arsenal. (AP/Rui Vieira)

Lebih lanjut, menurut Yorke yang menjadi perbedaan dari klub Manchester itu adalah filosofi kedua pelatihnya. Dia menilai Guardiola sebagai pelatih yang berani bermain menyerang dan Mourinho sebaliknya, pelatih yang menyukai strategi defensif.

"Perbedaannya adalah mereka (Man City) memiliki pelatih yang berpikir positif dan ingin memainkan sepak bola menyerang. Di tim merah, kami memiliki pelatih yang ingin menang 1-0 dan bermain defensif. Perbedaannya sesederhana itu," ujarnya.

 


Sepak Bola Menyerang

Yorke juga menyebut, setiap pelatih yang memiliki kedalaman skuat baik pasti memainkan sepak bola menyerang dan memenangkan lebih banyak pertandingan daripada kalah. Tapi, hal ini tak terjadi pada MU di bawah asuhan Mourinho.

Sumber: Bola.net

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya