Gunung Marapi Waspada, Lebih dari 500 Ribu Masker Disiapkan

Partikel debu vulkanik yang dikeluarkan Gunung Marapi, apabila terhirup bisa menimbulkan infeksi berat hingga batuk darah.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Mei 2018, 09:02 WIB
Pemandangan Gunung Singgalang dari Cadas Merapi (foto : akbarmuhibar)

Liputan6.com, Lubukbasung - Pemerintah Kabupaten Agam akan menyerahkan 569.900 lembar masker kepada warga yang bermukim di sekitar Gunung Marapi untuk melindungi dari abu vulkanis setelah ditetapkannya gunung itu level waspada.

"Jumlah masker yang disediakan lebih banyak dari jumlah penduduk di daerah itu sebanyak 480.722 jiwa," kata Kepala Dinas Kesehatan Agam, Indra yang didampingi Kasi Survaile Imunisasi dan Bencana Dinas Kesehatan setempat, Wenefri di Lubukbasung, Kamis, 3 Mei 2018, dilansir Antara.

Jumlah tersebut belum termasuk persediaan masker di 23 unit Puskesmas. Ada pula persediaan masker itu berada di gudang di Dinas Kesehatan setempat. Masker itu akan didistribusikan ke puskesmas bila persediaan di sana sudah habis dibagikan kepada warga.

Masker itu, kata dia, untuk melindungi warga dari asap dan debu vulkanik Gunung Marapi, agar warga tidak mengidap infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

Apabila partikel debu vulkanik terhirup, warga akan menderita infeksi berat dan korban akan mengalami batuk darah. "Masker yang kita bagikan ini untuk menghindari warga mengidap penyakit tersebut," katanya.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Agam, Yunaidi S di Lubukbasung, Rabu, mengatakan, jumlah warga yang tinggal di radius 5 kilometer dari Gunung Marapi sebanyak 1.765 jiwa.

"Ke-1.765 jiwa ini berasal dari 655 kepala keluarga," katanya.

 


Warga Bertahan

Inilah kawah Gunung Marapi (foto : Akbarmuhibar)

Ia mengatakan, 1.756 jiwa ini berada di Nagari atau Desa Adat Batu Palano, Kecamatan Sungaipua sebanyak 750 jiwa atau 250 kepala keluarga.

Selain itu, Nagari Sungaipua, Kecamatan Sungaipua sebanyak 15 jiwa atau lima kepala keluarga dan Nagari Batagak Kecamatan Canduang sebanyak 1.000 jiwa atau 400 kepala keluarga.

"Mereka masih bertahan di rumah mereka karena arah angin ke Kabupaten Tanah Datar," katanya.

Saat ini, kata dia, Kelompok Siaga Bencana (KSB), Satgas BPBD, anggota Dandim 0304 Agam, Polres Bukittinggi, PMI Agam dan lainnya siaga di Markas PMI di Batu Palano.

Siaga ini dilakukan semenjak erupsi gunung tersebut pada Jumat, 27 April 2018, pukul 18.00 WIB. Pada Rabu, 2 Mei 2018, pukul 07.03 WIB, gunung setinggi 2.891 mdpl itu kembali erupsi dengan intensitas abu tebal dan tinggi 4.000 meter di atas puncak kawah.

"Saat ini tingkat aktivitas gunung level 2 atau waspada," katanya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya