Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Indikator Politik Indonesia menempatkan PDI Perjuangan di urutan teratas dari hasil survei pemilihan anggota legislatif. Hasilnya, partai berlambang banteng ini meraup persentase suara mencapai 27,7 persen.
Sedangkan pesaing utamanya, Partai Gerindra, harus puas bertengger di urutan kedua dengan perolehan suara 11,4 persen.
Advertisement
"Ini simulasi semi terbuka dari 15 partai yang kami pilih, dalam survei yang kami lakukan pada Maret 2018," papar Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi di kantornya, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis 3 Mei 2018.
Untuk urutan ketiga dalam survei, ada Partai Golkar dengan perolehan suara 8,0 persen dan disusul Partai Demokrat dengan 6,6 persen.
"Lalu PKB ada di urutan kelima dengan suara 5,8 persen dan Perindo 4,6 persen. Perindo ini mungkin karena seringnya iklan di medianya sendiri jadi mungkin cukup dikenal, mengalahkan PKS (4,0 persen), PPP (3,5 persen), Nasdem (2,7 persen), dan PAN (1,9 persen)," terang Burhan.
Partai Lain
Untuk hasil survei partai lainya, Indikator Politik Indonesia mengungkap Partai Garuda meraih 0,7 persen, PBB 0,3 persen, Partai Berkarya 0,3 persen, dan PSI 0,2 persen. Bahkan, jumlah suara Partai Garuda, mampu mengalahkan Partai Hanura yang hanya mendapat 0,5 persen.
"Tapi kami belum memasukkan PKPI, karena saat survei dilakukan partai masih bersengketa di PTUN," tandas Burhan.
Survei ini menggunakan 1.200 responden yang mempunyai hak pilih dalam pemilu secara acak dengan metode multistage random sampling. Wawancara dilakukan dengan tatap muka langsung dan dilakukan quality control 20 persen dari semua sampel.
Survei dilaksanakan pada 25-31 Maret 2018, serta dilengkapi dengan data survei pada Februari lalu, yang memiliki responden 2.020. Survei bulan Maret memiliki margin of error sebesar kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Survei Februari memiliki margin of error kurang lebih 2,2 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Survei juga ditambahkan survei opini publik dilakukan di Jawa Barat pada 5-13 Maret, dan Jawa Tengah pada 12-21 Maret. Survei opini publik menggunakan 800 responden dengan margin of error 3,5 persen.
Advertisement