Liputan6.com, Bali - Sejumlah siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat di Indonesia tengah bergembira menyambut kelulusan ujian tingkat akhir. Untuk membuat perayaan kelulusan semakin meriah, para siswa-siswi mencoret-coret baju seragam hingga konvoi dengan sepeda motor.
Namun tahukah Anda, konvoi kelulusan para pelajar kerap dilarang dengan alasan keamanan dan keselamatan, serta berpotensi menyebabkan kecelakaan.
Baca Juga
Advertisement
Salah satu contoh mengapa konvoi kelulusan sekolah dilarang, diunggah akun Instagram @trailnusantara.
Dari video yang diunggah akun tersebut terlihat seorang pelajar laki-laki yang mengenakan pakaian seragam penuh coretan tergeletak di tengah jalan Raya Bangli, Kintamani, Bali.
“Akibat ugal-ugalan naik di atas motor kayak main surfing, semoga temen temen yang lain tidak ugal ugalan nggih, jaga keselamatan karena nyawa cuman satu,” tulis akun tersebut.
Tidak disebutkan bagaimana kondisi siswa SMA tersebut saat ini. Namun dari rekaman video itu terlihat ketika korban terjatuh, rekan-rekan lainnya langsung membopong siswa tersebut.
Orang Tua Harus Beri Pengarahan dan Pengenalan Kendaraan Kepada Anak Sejak Dini
Pembalap profesional sekaligus Duta Keselamatan Berkendara, Rifat Sungkar, baru-baru ini mengunggah sebuah video di akun instagram @rifatdrivelabs dimana anak pertamanya, El-Mayka, belajar mengendarai motor mini dan dibantu oleh seorang instruktur.
Dari video tersebut, Rifat memberikan keterangan: "Buat para orangtua yang sayang sama anaknya, berilah mereka pengarahan dan pengenalan kendaraan sejak dini, pastikan pengarahan tersebut ditangan yang tepat," tulis keterangan postingan tersebut.
Di luar program Rifat Drive Labs, ia mengaku sedang mengkampanyekan gerakan perubahan mental bangsa bekerjasama dengan Menteri Perhubungan, Korlantas dan lembaga terkait lainnya. Hal tersebut dilakukan untuk mengajak para orang tua agar bisa memberikan arahan kepada anak-anaknya sejak dini terlebih soal berkendara.
"Rata-rata, misalnya anak saya maunya jadi pembalap, tapi sebenarnya sebelum dia jadi pembalap, selain berlatih keseimbangan dan kendaraan juga melatih moral, reflek, dan indera supaya mereka lebih aware dengan keadaan sekitarnya," ujar Rifat kepada Liputan6.com beberapa waktu lalu.
Menurutnya, reaksi sangat penting bagi anak, namun mengajarkan anak untuk antisipasi segala sesuatu jauh lebih penting.
"Setelah itu baru pengarahannya mungkin bisa jadi pembalap atau bisa jadi influencer untuk orang-orang di sekitarnya," ujarnya.
Advertisement