Liputan6.com, Jakarta - Fredrich Yunadi membantah melakukan pemesanan kamar VIP di rumah sakit Medika Permata Hijau untuk Setya Novanto sesaat sebelum kecelakaan terjadi. Dia mengatakan, kedatangannya ke rumah sakit itu hanya melakukan pemeriksaan fisik.
"Enggak. Saya enggak ada kepentingan, saya kan tujuannya untuk survei," ujar Fredrich saat memberikan keterangan sebagai saksi atas terdakwa Bimanesh Sutarjo pada sidang kasus perintangan penyidikan korupsi proyek e-KTP di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Jumat (4/5/2018).
Advertisement
Awalnya, Fredrich merekomendasikan Bimanesh Sutarjo, dokter spesialis penyakit dalam pada rumah sakit Medika Permata Hijau, kepada Novanto. Sebab, terpidana korupsi proyek e-KTP itu mengeluhkan hipertensinya tak kunjung stabil. Fredrich kemudian menghubungi Bimanesh dan menceritakan keluhan Novanto.
Menurut Fredrich, Bimanesh menyanggupi pemeriksaan Novanto dan merekomendasikan rumah sakit tempat Bimanesh praktik. Ada dua pilihan saat itu, yakni rumah sakit Haji Pondok Gede, Jakarta Timur dan Medika Permata Hijau, Jakarta Barat.
Tempat terdekat dari Fredrich kemudian dipilih Bimanesh, mengingat latar belakang Setya Novanto sebagai pejabat negara, Bimanesh menanyakan standar kelayakan Novanto kepada Fredrich.
"Ini bukan rumah sakit besar, poli kliniknya juga kecil apa klien bapak mau ke rumah sakit itu. Oh begini saja, saya suruh orang survei ke situ foto-foto nanti tak sampaikan ke Setya Novanto," kata Fredrich.
"Jadi anda bukan untuk pesan kamar?" tanya Ketua Majelis Hakim Saifudin kepada Fredrich.
"Untuk apa saya pesan kamar?" jawab Fredrich.
Dia juga membantah bertemu dengan dokter jaga Instalasi Gawat Darurat, Michael Chia Cahaya satu mendatangi rumah sakit. Bahkan ia menyebut dokter Michael seperti mimpi siang bolong.
"Dokter Michael pernah bertemu anda di IGD?" tanya Hakim Saifudin.
"Itu mimpi di siang bolong. Waktu saya kesana tidak ada dokter jaganya, katanya sedang istirahat," ujar Fredrich.
Reporter: Yunita Amalia
Sumber: Merdeka.com