Pro Kontra Cuti Bersama Lebaran 2018

Siapa tak senang ketika hari libur bertambah. Namun ketika cuti bersama Lebaran 2018 ditambah, tidak semua bisa senang.

oleh Shinta NM Sinaga diperbarui 05 Mei 2018, 09:03 WIB
Banner Pro Kontra Cuti Bersama Lebaran 2018 (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Siapa tak senang ketika hari libur bertambah. Namun ketika cuti bersama Lebaran 2018 ditambah, tidak semua bisa senang.

Semula, cuti bersama Lebaran 2018 berjumlah empat hari, yakni 13, 14, 18, 19 Juni 2018. Kemudian ada penambahan tiga hari, yakni 11, 12, 20 Juni 2018. Total menjadi tujuh hari.

Keputusan pemerintah pada 18 April 2018 itu pun disambut dengan sukacita. Warganet langsung mengungkapkan rasa bahagia di linimasa. Tapi selain berdampak positif, ada juga dampak negatif.

Pemerintah pun mengkaji revisi cuti bersama Lebaran 2018. Setelah menimbang kedua dampak, pemerintah pada 4 Mei 2018 memastikan tetap memberlakukan cuti bersama Lebaran 2018 selama tujuh hari.

Selengkapnya bisa dilihat dalam Infografis berikut ini:

Infografis Pro Kontra Cuti Bersama Lebaran 2018 (Liputan6.com/Abdillah)

Plus Minus

Infografis jadwal piknik baru 2018

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan, cuti bersama Lebaran 2018 yang ditetapkan pemerintah memiliki sisi positif dan negatif bagi dunia usaha.

"Ya ada plus minus. Plusnya ritel bagus, hotel bagus. Tingkat produktivitas, tapi di sisi ritel positif dan tingkat untuk konsumsi meningkat. Plusnya ritel di daerah, pariwisata juga pasti akan jalan dan ekonomi daerah tumbuh berkembang," kata dia.

Sisi negatifnya, lanjut dia, berdampak pada produktivitas sektor industri. Beban biaya yang harus ditanggung oleh industri lebih besar, karena harus membayar uang lembur bagi pegawainya agar tetap bekerja saat masa cuti bersama berlangsung.


Suntik Ekonomi Daerah

Infografis cuti bersama Idul FItri bertambah (Liputan6.com/Abdillah)

Ketua DPR Bambang Soesatyo menilai cuti bersama Lebaran 2018 berdampak positif pada perekonomian di daerah.

"Banyaknya libur Lebaran itu membantu perputaran ekonomi menyebar ke daerah. Tinggal mengatur ritme para pengusaha," ujar dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya