Bos BEI: IHSG Anjlok, Produk Pasar Modal RI Masih Bagus

Manajemen Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai tekanan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lebih didorong ketidakpastian global.

oleh Bawono Yadika diperbarui 04 Mei 2018, 22:41 WIB
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio menyampaikan pidato pada malam apresiasi di Gedung BEI Jakarta, Selasa (18/7). Apresiasi diberikan untuk komisioner OJK 2012-2017 yang mengakhiri masa tugasnya. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Manajemen Bursa Efek Indonesia (BEI) menegaskan, meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertekan tetapi kinerja emiten masih baik.BEI menilai tekanan IHSG lebih didorong ketidakpastian global.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Tito Sulistio menyatakan pasar modal masih dalam keadaan baik dibalik ketidakpastian global yang terjadi. Adapun sentimen global saat ini paling didominasi oleh kebijakan Amerika Serikat (AS) yang tengah berupaya untuk memperkuat ketahanan ekonominya.

Tito menyebut, kondisi ini tidak hanya dialami oleh pasar Indonesia akan tetapi oleh hampir semua negara.

"Ya intinya ini uncertainty ya, ini semua ketidakpastian global. Jadi memang dari sananya, kami enggak bisa apa-apa," tutur dia di Hotel JW Marriot, Jakarta, Jumat (4/5/2018).

Meskipun IHSG anjlok, Tito mengatakan, hal tersebut tidak berdampak besar pada situasi pasar modal.

"Yang menariknya dari uncertainty ini, produk-produk kita masih bagus. Likuiditas bagus. Bahkan 75 persen perusahaan banyak yang rugi, ini kita 75 persen malah pada untung, likuiditas meningkat," ujar dia.

Tito menuturkan, saat ini pasar modal masih didukung oleh perusahaan-perusahaan yang baik dan mendukung investasi di BEI.

"Apapun yang terjadi menariknya produk kita masih bagus-bagus, intinya saya percaya bahwa investasi di bursa masih didukung oleh perusahaan-perusahaan yang bagus bahkan sangat likuid," kata Tito.

Seperti diketahui, laju IHSG melemah 1,13 persen atau sekitar 66,38 poin ke poisisi 5.792,34 pada perdagangan saham Jumat 4 Mei 2018. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 335.107 kali dengan volume perdagangan saham 7,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,8 triliun. Investor asing lepas saham Rp 842,51 miliar di seluruh pasar.

 


IHSG Lengser dari Posisi 5.800

Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan bursa saham 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melanjutkan tekanan menjelang akhir pekan ini. Investor asing pun masih jual saham.

Pada penutupan perdagangan saham, Jumat 4 Mei 2018, IHSG merosot 66,38 poin atau 1,13 persen ke posisi 5.792,34. Indeks saham LQ45 susut 1,48 persen ke posisi 920,12. Seluruh indeks saham acuan tertekan.

Menjelang akhir pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.855,10 dan terendah 5.768,38. Sebanyak 257 saham melemah sehingga menekan IHSG. 114 saham lainnya diam di tempat. 118 saham menguat.

Total frekuensi perdagangan saham tercatat 331.906 kali dengan volume perdagangan 7,6 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6,9 triliun. Investor asing jual saham Rp 822,88 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.933. Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham aneka industri naik 0,01 persen. Sektor saham keuangan melemah 2,2 persen. Sektor saham pertanian melemah 1,66 persen dan sektor saham tambang merosot 1,45 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham KOBX naik 25 persen ke posisi Rp 260 per saham, saham DFAM melonjak 22,66 persen ke posisi Rp 498 per saham, dan saham IMAS naik 10,59 persen ke posisi Rp 2.610 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham BBTN melemah 9,25 persen ke posisi Rp 2.650 per saham, saham MEDC turun 7,26 persen ke posisi Rp 1.085 per saham, dan saham WIKA tergelincir 6,16 persen ke posisi Rp 1.830 per saham.

Sebagian besar indeks saham acuan di bursa Asia tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 1,28 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi tergelincir 1,04 persen, indeks saham Thailand susut 0,50 persen.

Kemudian indeks saham Shanghai melemah 0,32 persen, indeks saham Singapura tergelincir 0,93 persen dan indeks saham Taiwan mendaki 0,14 persen.

“IHSG konsolidasi di tengah tekanan global dan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Hanya saja tekanan IHSG tidak seberat kemarin,” ujar Analis PT Indosurya Sekuritas, William Suryawijaya saat dihubungi Liputan6.com.

 

 

 

 


Penghargaan Buat BEI

Pekerja tengah melintas di dekat papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (29/12/2017), IHSG menguat 41,60 poin atau 0,66 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali menorehkan prestasi, Kali ini prestasi tersebut datang dari Business Media International.

BEI dinobatkan dan meraih penghargaan sebagai Best Companies to Work For in Asia 2018. Hal ini merupakan kedua kalinya pihak bursa menerima penghargaan sebagai perusahaan terbaik di Asia tersebut.

"Terima kasih untuk award ini, dan terima kasih kepada HR Asia yang telah organizing event ini. Kami butuh feedback, dan kami senang melihat the result. Filosofi kita sebagai bursa untuk fun dan responsibility ternyata berhasil," tutur dia di JW Marriot, Jakarta Jumat 4 Mei 2018.

"Di BEI ini kami filosofinya ada fun dan responsibility. Kalau kebanyakan fun nanti enggak ada output, sebaliknya kalau hanya responsibility nanti kita jadi robot. Jadi memang harus fun dan responsible," tambah Tito.

Tito juga menuturkan, BEI setidaknya menerima 35 pertanyaan untuk menyabet gelar perusahaan terbaik di Asia ini. BEI juga bersaing dengan 220 perusahaan yang ada di Asia.

"Iya kami menerima 35 pertanyaan dan ada 220 perusahaan yang disaring. Ini dua tahun berturut-turut kita menang. Saya percaya bahwa hal ini merupakan hasil kerja sama semua pihak. Sales is the resulf of everything, every team, semua terlibat," ujar dia.

Ia menambahkan penghargaan tersebut didasari oleh banyak pertimbangan dan penilaian. Adapun penilaian yang diberikan termasuk dalam employee engagement, working culture, serta the development opportunities.

"Ada banyak faktor ya, intinya kita dinilai dalam employee engagement, working culture, sama the development opportunities. Dan kita masuk dalam kategori financial services," tandas Tito.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya