Liputan6.com, Jakarta Surabaya Fashion Parade kembali menyajikan deretan busana yang terinspirasi dari bangunan ikonis dunia dan keindahan alam Indonesia di hari ketiga, Jumat (4/5/2018). Sebanyak 19 desainer ikut ambil bagian menyajikan rancangan terbaiknya.
Mereka adalah Raina, Java Moslem by Riris Ghofir, Dewi Nurshanti, Belquinza by Ajeng Cahyaning, Sanet Sabintang, Fiky Aisha, Eugenefeectes, Neera Alatas, Kivitz by Fitri Aulia, serta Irma Intan.
Advertisement
Sad Indah, Listya Dyah Rahayu, L’vier by Elly Virgowati, Elva Fauqo, Tufiana, Laksmi Islamic Bride, Ebony by Belinda Ameliyah X Selvi Dania, Lia Siregar featuring Kalyana, danSaffana.
Terinpsirasi Bangunan Unik
Lia Siregar dan Kalyana menampilkan busana bertema Petite France in South Korea. Busana ini terinspirasi oleh warna-warna bangunan unik di Petite France, Korea Selatan.
Petite France memiliki aneka warna pastel yang cantik dan sedap dipandang mata yang kditransformasikan oleh Lia Siregar dan Kalyana dalam aneka model fesyen muslim dan tas.
"Perpaduan warna dan potongan kain linen yang menjadi bahan fesyen kali ini sangat elegan dan menarik untuk digunakan sehari - hari," ujar Lia di Surabaya Fashion Parade, Tunjungan Plaza, Jumat (4/5/2018).
Keindahan Semeru, Bunga Edelweis, dan Bunga Verbana
Sementara itu, Dewi Nurshanti menampilkan busana bertema Semeru. Lulusan LPTB Susan Budiharjo tahun 2014 ini mewujudkan rancangan busana yang sudah dicita-citakan sejak lama.
"Koleksi saya terinspirasi pada alam saat menjadi anggota Kelompok Pecinta dan Peneliti Lingkungan di Teknik Lingkungan ITS, saya bcrcita-cita ingin mendaki Gunung Semeru," timpal Dewi.
Semeru adalah gunung tertinggi di Pulau Jawa yang menjadi target banyak orang. Ditambah keindagannya dari bunga Edelweis dan bunga Verbena. Bunga edelweiss sering disebut everlasting flower (bunga keabadian) karena tak pernah mati dan hanya tumbuh di dataran tinggi. Kini bunga edelweiss sudah terancam punah.
Sementara itu, bunga verbena sering dikatakan mirip dengan lavender, karena warnanya yang sama-sama ungu. Akan tetapi Bunga Verbana memiliki perbedaan yang sangat mencolok, salah satunya adalah karakter.
"Pemikiran inilah yang kemudian menginsipirasi saya untuk menampilkan bunga edelweis dan verbena dalam koleksi busana ini," ujarnya.
Advertisement
LVA by Elva Fauqo dalam Feux de la Rampe
Ada juga LVA by Elva Fauqo yang menampilkan Feux de la Rampe, yang berarti pusat perhatian. koleksi busananya ini terinspirasi oleh Piramida Louvre (Pyramide du Louvre) yang megah. Desain modern piramida yang dikombinasikan dengan gaya klasik istana telah menjadikan Piramida sebagai bangunan tambahan dan menjadi landmark kota Paris.
"Oleh karena itu, saya membuat gaun klasik dengan cutting modern dan unik, sehingga si pemakai menjadi pusat perhatian," kata Elva Fauqo.
Hitam dipilih sebagai palet utama karena merupakan warna yang klasik nan elegan. Siapa pun yang memakainya pasti terlihat menawan.
"Masing-masing gaun disempurnakan oleh sentuhan detail handmade manik-manik berbentuk segitiga sebagai ciri khas dari koleksi kali ini," ujarnya.
Baca Juga
Desainer Debby Fauziyanto Bawa Batik Kreasinya ke Panggung Fashion Show Spotlight: Cultural Fusion 2024
Persembahan Penutup Merdi Sihombing di Pameran The Flying Cloth, Hidupkan Kembali Koleksi yang Mewarnai Panggung Fesyen Prestisius
Mengangkat Inspirasi Busana dari Rumah Adat Indonesia di Ajang Fesyen Internasional