Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Mandiri Tbk tengah menyiapkan skema kredit perumahan khusus bagi generasi milenial. Skema ini ditujukan untuk pekerja muda dengan penghasilan yang belum terlalu besar.
"Kami punya produk yang akan diluncurkan, tunggu tanggal mainnya. Kami tahu kaum muda pertama kerja berapa sih penghasilannya? UMP plus Rp 1 juta sampai Rp 2 juta," jelas Executive Vice President Consumer Loans Bank Mandiri, Ignatius Susatyo Wijoyo di JCC, Jakarta, Sabtu (5/5/2018).
Hal ini sebagai bentuk komitmen perseroan untuk mendukung tersedianya rumah layak bagi semua elemen masyarakat, termasuk generasi milenial.
Baca Juga
Advertisement
"Bagaimana kaum milenial beli rumah. Kami tahu sekarang mereka hobi traveling, jalan-jalan. Oke, tapi berikutnya mau tinggal di mana? Masa di kos-kosan. Keren bukan traveling saja. Punya rumah juga keren, rumah jadi aset dan investasi, rumah makin lama menunda makin mahal," kata dia.
Dia menjelaskan, dalam skema kredit perumahan ini, Bank Mandiri tidak hanya menghitung pendapatan pada saat ini, melainkan akan turut memperhitungkan potensi pendapatan ke depan.
Ia mencontohkan, jika jangka waktu kredit perumahan 15 tahun dengan harga rumah Rp 500 juta maka Bank Mandiri akan membuat produk yang karakteristiknya menggunakan pendapatan saat ini dan 10 tahun ke depan.
"Kami buat produk yang angsuran berjenjang 5-10 tahun ke depan, teman-teman enggak mungkin begini-begini aja. Kita hitung potential income ke depan, kita belum luncurkan tapi kita godok secara serius supaya milenial punya rumah," tandasnya.
Pelemahan Rupiah
Susatyo juga turut menanggapi fenomena pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang tengah terjadi.
Dia mengungkapkan bahwa sejauh ini belum ada dampak dari pelemahan nilai tukar rupiah terhadap bunga KPR yang ditawarkan perseroannya.
"Sampai bulan ini (bunga KPR) tetap, tapi ke depanya kita belum lihat kondisi ke depanya seperti apa," ungkapnya.
Meskipun demikian, dia menegaskan bahwa pelemahan rupiah pasti akan berdampak pada bunga KPR yang saat ini ada.
"Kalau ke KPR pasti ada pengaruhnya (akibat pelemahan rupiah), tapi kita tidak bisa sendiri. Itu kebijakan bersama," jelas Susatyo.
Reporter: Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement