Mendag Pastikan Harga Bahan Pokok Terkendali Jelang Ramadan

Harga sejumlah bahan kebutuhan pokok pada awal tahun ini memang sempat mengalami gejolak. Namun, perlahan kembali normal seiring dengan ketersediaan pasokan.

oleh Septian Deny diperbarui 06 Mei 2018, 18:00 WIB
Mendag Enggartiasto Lukita saat pemotretan dalam kunjungannya ke Kantor Liputan6 di SCTV Tower, Jakarta (4/5). Enggartiasto dikenal secara luas saat menjadi anggota DPR RI dari Partai Golkar (1997-1999 dan 2004-2009). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita memastikan pasokan harga bahan kebutuhan pokok jelang Ramadan terkendali. Dengan demikian masyarakat tidak perlu khawatir akan terjadi gejolak harga saat memasuki bulan puasa.

Dia mengatakan, harga sejumlah bahan kebutuhan pokok pada awal tahun ini memang sempat mengalami gejolak. Namun, perlahan kembali normal seiring dengan ketersediaan pasokan.

‎"Harga pangan Januari-Februari terjadi kenaikan itu betul. Tetapi sekarang pada akhir Maret dan April terutama, sudah terjadi penurunan yang signifikan. Kami sudah turunkan eselon I ke daerah, sampai saat ini sudah 26 provinsi dari 34 provinsi untuk melihat ketersediaan stok sudah terdistribusi dengan baik atau belum dan bagaimana perkembangan harganya. Semua hampir merata. Hanya ada 1-2 tempat yang masih berada di atas harga eceran tertinggi," ujar dia dalam wawancana khusus dengan Liputan6.com di Jakarta, seperti ditulis Minggu (6/5/2018).

Enggar mengungkapkan, sejumlah komoditas yang sempat mengalami kenaikan harga seperti daging sapi, ayam potong dan telur. Kenai‎kan ini dinilai wajar karena dalam beberapa waktu terakhir peternak mengalami kerugian akibat terjadi kelebihan pasokan.

"Daging, telur, daging ayam sedikit ada kenaikan tetapi saya mentolelir kenaikan itu karena pada dasarnya over supply dan beberapa waktu lalu di bawah standar. Jadi kita juga harus ada perimbangan antara kelangsungan hidup dari peternak dengan kepentingan masyarakat. Keseimbangan itu harus kita capai," ungkap dia.

Namun Enggar memastikan, jelang masuknya Ramadan, harga bahan pokok tersebut relatif terkendali. Dirinya juga menghimbau para pedagang untuk membantu mengendalikan ini sehingga tidak terjadi gejolak harga.

"Jadi saya percaya kalau harga turun dan Insya Allah akan memasuki bulan suci Ramadan dalam kondisi suplai yang cukup dan harga yang terkendali sesuai dengan harga eceran tertinggi. Saya selalu sampaikan kepada seluruh pengusaha dan pedagang, mari membuat ibu-ibu tersenyum bahagia memasuki bulan Ramadan. Biar ibu-ibu lebih khusuk menunaikan ibadahnya tanpa harus memikirkan tambahan ekstra yang tidak perlu. Teman-teman (pedagang) semua ikut," tandas dia.

Tonton Video Ini:

 


Pemerintah Segera Salurkan Beras Impor

Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) mencatat beras impor yang masuk ke Indonesia sebesar 421.000 ton dari target 500.000 ton. Namun demikian, pemerintah belum menetapkan kapan beras tersebut akan disalurkan ke pasaran. 

Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan, pihaknya telah menerima surat persetujuan penyaluran beras impor dari Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. Oleh karena itu, Bulog akan segera menindaklanjuti dengan menyiapkan teknis operasional dalam satu hingga dua hari ke depan. 

"Mungkin sudah diputuskan oleh Pak Mendag karena beras itu menjadi cadangan pemerintah. Kalau bicara cadangan beras pemerintah, maka kewenanganya di Pak Mendag. Atas kewenangan itu saya lihat kemarin sudah membuatkan surat artinya kami tinggal mempersiapkan teknis operasional 1 sampai 2 hari," ujar dia di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (11/4/2018).

Djarot mengatakan, surat persetujuan mengenai penyaluran beras impor belum mencantumkan jumlah kuota beras yang akan disalurkan termasuk harga beras yang ditetapkan nanti. Hal ini kemudian akan ditetapkan kembali usai Bulog melaporkan kesiapan penyaluran beras kepada Kementerian Perdagangan. 

"Sementara surat Mendag belum bicara tonase (jumlah beras) sehingga nanti telah skema operasionalnya kami siapkan. Kami akan lapor ke Mendag berapa banyak, karena yang menghitung berapa harga dia," kata dia.

Djarot menambahkan, beras impor sebesar 500.000 ton telah masuk ke Indonesia pada akhir Maret 2018. Namun demikian, belum semuanya masuk ke Gudang Bulog sehingga belum bisa disebut sebagai cadangan beras Bulog. 

"Masih ada sisa 79.000 ton itu belum masuk gudang. Sebenarnya, kalau pencatatan kepabeanan akhir Maret sudah selesai semua. Artinya sudah selesai semua. Cuma waktu pencatatan di Bulog kan tergantung kapan masuk gudang. Jadi amanlah," ujar dia.

 

Reporter: Anggun Situmorang

Sumber: Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya