Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan teknologi Tiongkok Xiaomi tengah mempersiapkan diri untuk menawarkan saham perdana (initial public offering/IPO) di bursa Hong Kong. IPO Xiaomi ini digadang-gadang merupakan IPO dengan nilai terbesar di tahun 2018.
Sayangnya, di tengah kabar menggembirakan itu, Xiaomi disebut-sebut malah ditinggalkan oleh dua orang pendirinya. Demikian sebagaimana dikutip Tekno Liputan6.com dari laman Technode, Senin (7/5/2018).
Informasi ini diketahui dari surat internal perusahaan yang dikirimkan langsung oleh CEO Xiaomi Lei Jun kepada para karyawannya, 27 April lalu.
Baca Juga
Advertisement
Adapun kedua pendiri Xiaomi yang hengkang dari posisinya di perusahaan adalah Zhou Guangping dan Huang Jiangji.
Dalam surat tersebut juga diumumkan bahwa Chief Financial Office (CFO) Xiaomi Chew Shou Zi bakal memegang jabatan sebagai Senior Vice President.
Menurut Lei dalam suratnya, kedua co-founder Xiaomi ini memilih keluar dari perusahaan lantaran alasan personal. Kendati demikian, ada beberapa media yang melaporkan bahwa kedua pendiri Xiaomi ini hanya berperan virtual di perusahaan dan fungsi keduanya sudah lama dikesampingkan.
Bagaimana pun, dalam surat internal itu, Lei Jun mengucapkan terima kasihnya kepada Zhou Guangping karena telah meletakkan landasan penting untuk pengembangan smartphone Xiaomi.
Ucapan Perpisahan dari Lei Jun
Lei Jun juga memberikan pujian kepada Huang Jiangji karena telah merintis banyak layanan dan strategi Xiaomi, termasuk cloud dan internet of things (IoT).
Sekadar diketahui, di Xiaomi Zhou menjabat sebagai Direktur Tim Mi Phone. Dia bergabung dengan Xiaomi setelah sebelumnya menjabat sebagai Direktur Senior Riset dan Pengembangan Motorola Beijing.
Sementara, Huang Jiangji bertanggung jawab mengembangkan MiTalk. Sebelumnya ikut mendirikan Xiaomi, dia bekerja di Microsoft.
Sementara, Chew Shou Zi yang kini menjabat sebagai Senior VP Xiaomi merupakan seorang warga Singapura yang bergabung dengan Xiaomi sejak 2015.
Mulanya ia bekerja di perusahaan investasi Yuri Milner DST Global. Saat itu, Shou terlibat dalam banyak investasi perusahaan di Tiongkok, salah satunya Xiaomi.
Advertisement
IPO dan Mulai Masuk ke Eropa
Xiaomi belum lama ini mulai mengajukan dokumen IPO (penawaran saham perdana) di Hong Kong.
Perusahaan berharap setelah dilakukan IPO, valuasinya akan meningkat setidaknya US$ 10 miliar atau setara Rp 138,8 triliun.
CNN Money melaporkan, nilai ini akan membuatnya menjadi daftar pasar saham terbesar setelah Alibaba (BABA) mulai go public pada September 2014.
Sayangnya, perusahaan teknologi yang bermarkas di Beijing ini menolak untuk berkomentar.
Sekadar diketahui, pada akhir 2014, nilai valuasi Xiaomi mencapai US$ 45 miliar. Sejumlah laporan menyebut bahwa dengan melakukan IPO, Xiaomi akan memiliki nilai valuasi sekitar US$ 100 miliar.
Namun, sumber terdekat menyebut nilai valuasi Xiaomi akan lebih rendah dibandingkan dengan jumlah yang diperkirakan.
Setelah hadir di sejumlah negara Asia dan Rusia, Xiaomi akan mulai menjual smartphone-nya di negara-negara Eropa.
Sebagaimana dikutip dari The Verge, Jumat (4/5/2018), dalam memboyong perangkatnya ke Eropa, vendor smartphone Tiongkok ini bermitra dengan CK Hutchison.
Ketersediaan smartphone Xiaomi di Eropa akan masuk melalui kemitraan dengan anak perusahaan telekomunikasi Hutchison, yakni 3 Group.
Sebagai bagian dari kemitraan ini, produk-produk Xiaomi akan tersedia di berbagai gerai 3 Group di Austria, Denmark, Irlandia, Italia, Swedia, dan Inggris. Sementara, produk-produk Xiaomi lainnya akan dijual toko retail Irlandia, Inggris, dan Belanda.
Xiaomi diketahui bermitra dengan ratusan perusahaan Tiongkok untuk membuat berbagai produk terkait gaya hidup digital. Sebut saja fitness band, sepatu pintar, sampai ke alat perkakas seperti obeng.
Menurut laporan Endgadget, kemitraan antara Xiaomi dengan CK Hutchison meliputi produk IoT yang tergabung dalam Mi Ecosystem Xiaomi serta produk-produk yang mendukung gaya hidup.
Kabar Xiaomi bakal memasuki pasar Eropa datang beberapa saat setelah adanya pengumuman Xiaomi akan mengajukan dokumen IPO (penawaran saham perdana).
(Tin/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: