Liputan6.com, Jakarta - Partai Gerindra meyakinkan diri akan menang dalam merebut kursi nomor satu di negara ini. Pasalnya, Gerindra mengklaim kalau Pilkada DKI pada 2017 lalu sudah menjadikan bukti kuat kalau PDIP kalah dalam pertempuran.
"Pilkada DKI Jakarta itu gambaran Pilpres 2019. Pilkada 2017, 90 persen gambaran Pilpres 2019. Artinya sama di mana Pak Jokowi mendatangi Pak Prabowo. Untuk ngerem-ngerem gerakannya Gerindra. Dimana-mana calonnya PDI-P kalah sama calonnya Gerindra," kata Ketua DPP Gerindra Arief Poyuono saat ditemui di Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (6/5/2018).
Advertisement
"Artinya masyarakat tidak pernah melupakan efek Pilkada 2017," tambahnya.
Sementara itu, perihal pendamping Prabowo Subianto, dirinya menyerahkan kepada Ketua Umum. Dia hanya menegaskan, siapa pun pendamping Prabowo Subianto dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pasti akan menang.
"Iya dong kursi cawapresnya dari PKS kalau kita berdua. Sama seperti kemarin. Tapi biasanya PKS selalu melihat kepentingan yang lebih nasional. Sembilan nama cawapres PKS itu kader terbaik bangsa ini. Artinya kita tinggal milih. Pokoknya Prabowo dipasangkan dengan siapa pun pasti menang," ujarnya.
Gerindra Berharap PAN Merapat
Sementara itu, Gerindra tak ingin memaksa Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk bergabung.
"Kita masih berharap PAN merapat kepada kita. Tetapi kita dengan PKS kan sudah cukup. Kalau PKB mau merapat juga oke. Semua partai terbuka bersama Gerindra untuk melakukan perubahan besar. Kalau dengan PKS kita sudah teman kita sudah cukup. Kalau DKI Jakarta kita pas-pasan, tapi kita yang menang," pungkasnya.
Reporter: Ronald
Saksian video pilihan selengkapnya di bawah ini:
Advertisement