Sri Mulyani: Saya Dukung KPK Bersihkan Korupsi di Kemenkeu

Sri Muyani meminta KPK menyelidiki lebih lanjut apakah dugaan korupsi yang melibatnkan anak buahnya itu hanya terjadi secara personal atau sistemik.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 07 Mei 2018, 11:08 WIB
Penyidik KPK menunjukkan barang bukti emas dalam operasi tangkap tangan (OTT) terhadap anggota Komisi XI Amin Santono, Jakarta, Sabtu (5/5). Amin Santono ditangkap di Bandara Halim Perdanakusuma. (Merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani mendukung langkah tegas Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK yang menangkap anak buahnya. Dia meminta KPK melanjutkan penyelidikan dan penyidikan lanjutan di kementerian yang dikomandoinya.

"Ini sudah terjadi dan saya senang mendukung KPK untuk melakukan pembersihan," kata Sri Mulyani di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Senin (7/5/2018).

Dia meminta KPK menyelidiki lebih lanjut apakah dugaan korupsi yang melibatnkan anak buahnya itu hanya terjadi secara personal atau sistemik.

"Dan kalau sistemik siapa-siapa yang terlibat di Kementerian Keuangan nanti kami akan melakukan... Nanti di dalam press conference akan saya sampaikan lebih lengkap," katanya

Dalam tata kelola di Kemenkeu, lanjut Sri Mulyani, dia selalu menekankan prinsip anti-korupsi.

"Saya rasa kalau dari sisi tata kelola saya selalu menekankan bahwa Kementerian Keuangan mengelola keuangan negara dengan prinsip tata kelola dan tidak korup," dia menandaskan.

Jumat malam lalu KPK melakukan OTT bekerja sama dengan Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan terhadap sembilan orang terkait pemberian gratifikasi kepada penyelenggara negara. Salah satu yang terjaring adalah YP, kepala seksi pada Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan.

Kasus ini berkaitan dengan janji pemberian proyek perumahan dan pemukiman pada APBNP 2018. Padahal Kemenkeu belum berencana menyusun APBNP 2018.

Menteri Keuangan mengharapkan OTT KPK membantu membersihkan Kemenkeu dari orang-orang koruptif sehingga seluruh Kemenkeu memiliki integritas tinggi dan komitmen bersih dari korupsi tidak tercemar oknum yang tidak bersih.

Apabila terbukti secara hukum melakukan korupsi, YP terancam sanksi tegas dari Kemenkeu.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Memprihatinkan

Penyidik KPK menunjukkan barang bukti OTT terhadap anggota Komisi XI Amin Santono, Jakarta, Sabtu (5/5). KPK menyita emas seberat 1,9 Kg, uang Rp 1,8445 miliar (termasuk yang 400 juta OTT), SGD 63.000 dan USD 12.500. (Merdeka.com/Imam Buhori)

Kementerian Keuangan mendukung langkah KPK dalam pengungkapan kasus operasi tangkap tangan (OTT) yang melibatkan seorang pegawai Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan berinisial YP.

"Penangkapan YP sangat memprihatinkan dan mengecewakan semua yang memiliki komitmen bersih," kata Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan Nufransa Wira Sakti, Minggu (6/5/2018).

Menurut dia, seperti dikutip Antara, penangkapan ini adalah hasil reformasi birokrasi, khususnya sistem pengawasan internal dan manajemen risiko di Kemenkeu, yang berjalan makin efektif yang disertai kemampuan untuk mendeteksi tindakan korupsi dan kerja sama yang baik dengan KPK.

Dia menegaskan, YP sama sekali tidak berwenang mengalokasikan anggaran transfer kepada daerah atau menilai usulan anggaran dari daerah, namun modus yang dilakukan menunjukkan ada ikhtiar untuk menjadi makelar pengurusan APBN.

Untuk itu, Menteri Keuangan telah menginstruksikan kepada seluruh jajaran eselon satu untuk meneliti seluruh proses penyusunan dan pembahasan anggaran, guna mendeteksi kemungkinan potensi korupsi dan penyalahgunaan wewenang di seluruh lapisan.

Menteri Keuangan juga terus berkomitmen mengawal APBN dan APBNP secara transparan dan bebas dari korupsi dengan dukungan KPK.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya