Diserbu Warga, Festival Satai Nyaris Gagal Dicatat MURI

Rencananya, jumlah porsi satai kerang sebanyak ini akan dicatatkan di MURI sebagai salah satu jumlah porsi makan terbanyak se Indonesia.

oleh Ahmad Akbar Fua diperbarui 08 Mei 2018, 07:24 WIB
Sisa-sisa hasil rebutan sataiPokea di Festival Pangan Kota Kendari, Senin (7/5/2018). Foto: (Ahmad Akbar Fua/Liputan6.com)

Liputan6.com, Kendari - Seperti gempa bumi, saat ratusan orang dalam hitungan detik menyerbu meja makan berisi hidangan satai kerang pokea dan kalandue, di Pelataran Kantor Walikota Kendari, Senin (7/5/2018). Saat itu, sejumlah pengunjung festival berebut untuk mengambil puluhan ribu tusuk satai yang sudah disediakan panitia.

Padahal, rencana panitia, Festival Panganan lokal ini akan dibuka langsung oleh  Plt Kendari, Sulkarnain. Namun, belum sempat dibuka secara resmi, semua satai yang ada di atas meja habis diserbu warga.

Festival yang digelar di depan jalan umum itu, membentangkan meja makan sepanjang 240 meter. Di atas meja makan, berisi 6.902 porsi satai kerang pokea siap saji.

Setiap porsi, berisi 10 tusuk satai. Secara keseluruhan, ada sebanyak 69.020 tusuk satai yang disediakan panitia.

Rencananya, jumlah porsi satai kerang sebanyak ini akan dicatatkan di MURI sebagai salah satu jumlah porsi makan terbanyak se-Indonesia. Sebab, rekor untuk kegiatan serupa, sebelumnya dipegang oleh Kabupaten Kota Waringin Timur.

Januari lalu, Kabupaten Kotawaringin Timur menggelar lomba makan nasi kuning. Saat itu, ada sebanyak 5.000 porsi nasi kuning disediakan panitia.

Dengan jumlah porsi selisih 1.000 lebih banyak dari Kotawaringin Timur, Kota Kendari lebih besar memiliki kesempatan memecahkan rekor MURI.

"Kalau notaris tidak selesaikan penilaian dengan cepat, bisa-bisa gagal masuk MURI. Sebab, sudah duluan diserbu warga," ujar Ketua tim penilai, Widya Arung Raya.

Dikatakan Widya Arung Raya, hasil festival akan dibawa ke MURI di Jakarta. Pihaknya berharap, bisa mendapatkan pengakuan dari lembaga itu.

Diketahui, pokea dan kalandue merupakan makanan dari jenis kerang. Jenis pangan ini, merupakan mata pencaharian andalan warga yang bermukim di sisi Sungai Pohara Kendari.

 


Kadis Pangan Akui Kecolongan

Festival satai pokea yang belum sempat dibuka Walikota Kendari karena sudah dihabiskan warga. Foto: (Ahmad Akbar Fua/Liputan6.com)

Saling berebut satai pokea dan kalandue, terjadi ketika tim notaris sudah melakukan penghitungan jumlah porsi satai. Saat itu, tim penilai berjalan di barisan meja makan sepanjang 240 meter.

Baru saja tim menyelelesaikan penghitungan jumlah porsi, warga langsung menyerbu. Salah seorang warga memancing dengan berteriak ke rekan-rekannya.

"Sudah selesai dinilai, ayo serbu!!!" ujarnya.

Usai mengucapkan kalimat itu, hanya sekitar 10 detik, ratusan warga yang sudah siaga di depan meja makan langsung beraksi. Puluhan ribu tusuk sate langsung raib dari meja makan.

Beberapa orang, sempat terlihat adu kecepatan tangan berebut kotak sate pokea yang sementara melayang di udara. Hampir tidak ada gambar yang mengabadikan aksi berebut sate ini.

"Tadi kami pikir masih belum dibuka acara, karena akan ada Plt Walikota hadir mau buka. Ternyata, warga sudah berlomba duluan," ujar Kepala Dinas Pangan Kota Kendari, Nismawati.

"Saya sudah antisipasi tadi, saya  sampaikan pada Sat Pol PP bahwa tolong satai pokea dijaga sebelum sambutan walikota selesai, begitu notaris sampai di ujung, mereka (pengunjung) berlomba sehingga menimbulkan suara bergemuruh seperti gempa," Tutur Nismawati.

Hasilnya, Plt Walikota Kendari tidak pernah melihat puluhan ribu satai pokea. Sebab, sebelum membuka acara, Sulkarnain baru saja menuju ke lokasi festival usai menggelar tabligh Akbar bersama kelompok warga lainnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya