Menunggu Keputusan Sanksi Iran, Bursa Asia Bergerak Campuran

Indeks Nikkei 225 Tokyo tergelincir 0,06 persen, sementara indeks Topix naik tipis 0,16 persen.

oleh Arthur Gideon diperbarui 08 Mei 2018, 08:45 WIB
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Asia bergerak beragam pada awal perdagangan Selasa pekan ini. Pelaku pasar tengah menunggu keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengenai sanksi yang akan diberikan kepada Iran.

Mengutip CNBC, Selasa (8/5/2018), indeks Nikkei 225 Tokyo tergelincir 0,06 persen, sementara indeks Topix naik tipis 0,16 persen.

Untuk pasar saham Korea Selatan, Indeks Kospi menguat 0,56 persen. Saham-saham di sektor teknologi menguat. Saham Samsung Electronics naik 1,54 persen dan saham SK Hynix naik 2,53 persen. Saham sektor otomotif juga diperdagangkan lebih tinggi.

Sementara indeks S&P/ASX 200 Australia diperdagangan naik 0,22 persen. Sebagian besar sektor saham mencatatkan keuntungan moderat kecuali saham telekomunikasi.

Saham-saham para produsen minyak di Australia diperdagangan beragam karena harga minyak dunia turun dari level USD 70 persen di sesi penutupan.

Saat ini perhatian pelaku pasar tertuju kepada kesepakatan nuklir Iran.

Presiden AS Donald Trump mengatakan keputusan apakah akan tetap dalam kesepakatan nuklir Iran atau untuk menjatuhkan sanksi akan diumumkan pada selasa siang waktu setempat. Lebih cepat empat hari dari yang diperkirakan.

Perjanjian tersebut memiliki klausul penyelesaian sengketa yang memberikan setidaknya 35 hari untuk mempertimbangkan klaim bahwa pihak mana pun telah melanggar ketentuannya. Itu bisa diperpanjang jika semua pihak setuju.

Jika Trump memulihkan sanksi kembali kepada Iran, berdasarkan undang-undang AS, ia harus menunggu setidaknya 180 hari sebelum menerapkan langkah barunya: menargetkan bank-bank negara yang gagal memotong pembelian minyak Iran secara signifikan.


Wall Street Menghijau Terdorong Saham Apple

Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Di AS, Wall Street menguat pada penutupan perdagangan semalam. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,39 persen menjadi 24.357,32, sementara S&P 500 naik 0,35 persen menjadi 2.672,63. Sebelumnya, S & P 500 naik sebanyak 0,75 persen.

Adapun Nasdaq Composite bertambah 0,77 persen menjadi 7.265,21. Tujuh dari 11 sektor pada indeks utama S & P naik, dengan indeks teknologi meningkat 0,79 persen.

Indeks energi S & P berakhir 0,18 persen lebih tinggi, setelah Presiden AS Donald Trump melalui twitter miliknya menyatakan jika ia akan mengumumkan keputusan tentang apakah akan menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran, pada Selasa ini.

Trump telah mengancam akan menarik diri dari perjanjian, yang memberi Iran bantuan dari sanksi dalam pertukaran untuk membatasi kapasitas pengayaan uraniumnya, kecuali dilakukan penandatangan oleh Eropa untuk memperbaiki apa yang ia sebut menjadi kekurangan.

Adapun saham energi melaju pada awal sesi dipicu adanya masalah bagi perusahaan minyak Venezuela PDVSA dan dibayangi keputusan apakah AS akan memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran.

“Telah dilakukan antisipasi terkait harga minyak, untuk mengantisipasi pengumuman dari Trump. Orang-orang dituntun untuk mengantisipasi yang terburuk,” kata Keith Lerner, Kepala Strategi Pasar SunTrust Advisory Services di Atlanta.

Pasar kali ini juga didorong kenaikan saham Apple yang bertambah 0,72 persen. Ini memperpanjang kenaikan karena adanya berita jika Berkshire Hathaway pada hari Jumat telah meningkatkan sahamnya pada produsen pembuat iPhone tersebut.

Warren Buffett mengatakan kepada CNBC pada hari Senin, "Saya ingin memiliki 100 persen dari itu (Saham Apple)."

“Dia mengambil posisi yang terlalu besar di Apple, yang meyakinkan banyak orang,” kata Jack Ablin, Chief Investment Officer di Cresset Wealth Advisors di Chicago. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya